Sukses

Viral Kereta Kuda Milik Kerajaan Belanda, Bergambar Perbudakan di Indonesia?

Akun Twitter @yoyen menyebut kereta emas bernama Gouden Koets milik kerajaan Belanda yang hingga kini masih digunakan bergambar perbudakan Indonesia. Ini penjelasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Kereta yang dinaiki oleh Raja Belanda viral di media sosial. Bukan soal harganya, melainkan ornamen lukisan di salah satu sisi kereta yang menggambarkan masa kolonial.

Di salah satu sisi kereta itu terdapat lukisan yang dianggap sebagai gambaran perbudakan orang-orang di Indonesia dan Afrika -- mengingat Kerjaan Belanda pernah berjaya pada masa koloni.

Lorraine Riva yang menyebut dirinya memiliki kecintaan pada sejarah, menerangkan hal tersebut dalam akun Twitter @yoyen.

Ia menyebut kereta emas yang bernama Gouden Koets milik kerajaan Belanda itu hingga kini masih digunakan.

"Mungkin udah ada yang tahu, buat yang belum: kereta emas ini hadiah dari penduduk Amsterdam buat Wilhelmina sewaktu dia naik tahta tahun 1897. Itu kadonya beberapa RW di Amsterdam untuk ratu baru mereka." twit @yoyen yang kemudian ia klarifikasi bahwa Wilhelmina naik takhta 1898 dan kereta dibuat tahun 1897.

Menurut @yoyen, kereta kuda emas ini dibuat dari bahan utama kayu jati dari Jawa dengan ornamen dibuat dari gading asal Sumatera (Indonesia).

Yang membuat warganet heboh adalah lukisan di salah satu sisi kereta tersebut. Dari empat panel gambar di Gouden Koest, menurut @yoyen ada satu lukisan mengenai perbudakan di Indonesia di panel Hulde der Kolonieen.

"Nah. Sekarang bahas panel yang lagi rame ya. Ini dia, panel Hulde der Koloniëen. Ini artinya bisa dua: penghormatan ke dan/atau penghormatan dari koloni (untuk naik takhtanya Juliana). Suka atau nggak memang waktu kereta ini dibuat Belanda banyak kan koloninya," twit @yoyen pada 8 Juni 2020.

"Sebelah kiri lambangnya koloni di barat: West Koloniëen, sebelah kanan timur: Oost Koloniëen. Yang kiri bisa jadi lambang koloni di Afrika atau Karibia, yang kanan kita tahu lambang koloni di Hindia-Belanda."

"Penyuka sejarah mungkin tahu, info ini untuk yang ngga tahu. FYI jaman dulu ada yang namanya regio West-Indies & Oost-Indies. Hindia-Belanda kadang namanya di naskah sejarah Oost-Indië. Makanya dulu kan ada VOC Verenigde Oost Indische Compagnie."

"Dan di daerah barat koloni ada serikat dagang WIC, West-Indische Compagnie. Daerah operasi WIC itu di Afrika Barat, Karibia (Suriname, Antilen) bahkan sampe ke Brasil juga, perkebunan nanas dan tebu di sana."

"Konteks panel ini waktu dibuat masa itu karena koloninya wilayah resmi kerajaan Belanda. Yang di tengah itu perempuan, lambangnya Belanda. Di depan ada kepala kerbau, pisang tebu dan hantaran lainnya."

"Perhatikan di bagian kanan, ada budak dan pejabat lokal dari Jawa. Konon panen ini secara menyeluruh inspirasinya dari lukisan Charles Rochussen, tahun 1852."

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kereta Pemberian Rakyat

Akun Twitter @yoyen juga memaparkan sejarah singkat soal kereta kuda emas tersebut. Ia menulis jika kereta kuda emas ini dibuat dari sumbangan rakyat di Belanda bagi sang ratu.

"Mereka patungan uang, terkumpul dana dan akhirnya kasih order ini ke firma Spijker. Kereta ini dibuat di Amsterdam," twitt @yoyen pada tanggal 8 Juni 2020.

"Wilhelmina tahu niat penduduk Amsterdam untuk kasih dia kado ini. Sebetulnya dia ngga mau ya tapi akhirnya setuju juga sih. Malah minta disain atap kereta ini supaya tinggi, biar dia bisa berdiri di dalam kereta. Lihat deh fotonya. Tengahnya atap kereta ini munjung kan?"

"Yang kasih hadiah juga punya beberapa syarat untuk disain kereta ini: sang ratu kalau duduk di dalamnya harus bisa melihat ke rakyatnya di luar dan sebaliknya. Ukuran kereta ngga boleh terlalu besar karena gang-gang di pusat kota-kota Belanda yang sempit."

Dalam kicauannya, @yoyen menjelaskan ada empat panel gambar di kereta kuda emas yang terdiri dari masa depan, masa lalu, penghormatan ke dan dari daerah koloni dan penghormatan ke dan dari Belanda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.