Sukses

Sukses Redam Corona, Malaysia Izinkan Mudik dan Liburan

PM Malaysia Muhyiddin Yassin memberi lampu hijau bagi masyarakat yang ingin mudik. Ia menyebut Virus Corona di negaranya berhasil diredam.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia berkata sudah berhasil meredam Virus Corona (COVID-19). Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) semakin dilonggarkan untuk masuk ke fase pemulihan. 

Fase ini disebut PKP-Pemulihan. Salah satu kelonggaran yang diberikan adalah perjalanan lintas negara bagian sudah mulai dibolehkan per 10 Juni mendatang.

Ini artinya masyarakat sudah boleh mudik mengunjungi orang tua di kampung halaman, kecuali jika di daerahnya masih kategori rawan corona. 

"Jadi bagi mereka yang ingin mengunjungi ibu-bapak yang tinggal berjauhan di negara bagian lain, bolehlah demikian," ujar PM Malaysia Muhyiddin Yassin pada konpers di TV nasional, Minggu (7/6/2020). 

Meski boleh mudik, PM Yassin meminta masyarakat untuk mengikuti prinsip new normal. Ini terutama penting jika orang tua sudah masuk usia lanjut. 

"Meski kita boleh mengunjungi mereka, tanggung jawab kita adalah melindungi mereka dari terinfeksi," ujar PM Yassin.

Liburan pun sudah dibolehkan oleh PM Yassin. Syaratnya pun sama, yakni mengikuti protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan diri. Untuk liburan ke luar negeri masih dilarang di fase pemulihan ini.

"Jadi saudara-saudara boleh melancong di dalam negeri dengan mengamalkan new normal setelah hampir tiga bulan tak ke mana-mana. Bagi yang mau ke luar negeri, tunggu dulu," ucap PM Yassin.

Berdasarkan data Coronatracker, kasus positif di Malaysia berjumlah 8.303 kasus. PM Yassin berkata mayoritas kasus baru corona di negaranya berasal dari kasus impor atau TKA tanpa izin.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Update 7 Juni: 6,8 Juta Kasus COVID-19 di Dunia, Demo AS Jadi Sorotan

Tambahan kasus positif Virus Corona (COVID-19) di seluruh dunia masih fluktuatif secara tajam. Totalnya kini ada 6,8 juta kasus positif. 

Bila melihat kurva di situs Our World in Data (7/6/2020), angka kasus harian baru di dunia masih naik-turun sejak 31 Mei lalu. Kasus tertinggi masih berada di AS dengan total 1,9 juta kasus. 

Protes anti-rasisme di AS yang diwarnai bentrokan dengan aparat memancing ribuan warga keluar rumah untuk berdemo. Pakar kesehatan di Gedung Putih, Dr. Anthony Fauci, mengaku resah atas aksi demo yang bisa menjadi tempat penularan COVID-19.

"Saya sangat khawatir, sama seperti kolega-kolega saya di bidang kesehatan masyarakat, ketika mereka melihat kerumunan massa ini," ujar Dr. Anthony Fauci seperti dilansir WTOP.

"Hal ini adalah situasi sempurna untuk penyebaran virus dalam artian bisa menciptakan blip (peningkatan sementara) yang bisa berubah menjadi lonjakan," ujarnya.

Beralih ke benua lain, kasus corona tertinggi kedua di dunia masih ada di Brasil dengan total 645 ribu kasus. Brasil disusul Rusia dengan 458 ribu kasus.

India turut berada di 5 besar kasus tertinggi dengan 246 ribu kasus.

Kasus di negara-negara maju seperti Jerman dan Prancis terlihat sudah melandai dibandingkan puncaknya pada Maret lalu. Italia sudah keluar dari 5 besar daftar negara dengan kasus tertinggi.

Secara global, totalnya ada 398 ribu pasien meninggat terkait Virus Corona dan 3 juta pasien sembuh. Jumlah pasien meninggal dan sembuh tertinggi berada di AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.