Sukses

Tuai Simpati, Demonstran Lindungi Polisi dari Amuk Massa Protes Kematian George Floyd

Polisi dilidungi oleh pengunjuk rasa di tengah demo anti-rasisme di AS.

Liputan6.com, Louisville - Unjuk rasa anti-rasisme di Amerika Serikat terjadi di beberapa kota. Kejadian ini dipicu kematian pria kulit hitam George Floyd di kota Minneapolis yang dicekik lutut polisi.

Di tengah maraknya demo, perdebatan, hingga aksi anarkis ke polisi, ada sebuah kejadian luar biasa di kota Louisville, Kentucky.

Sejumlah pengunjuk rasa melindungi polisi yang terpisah dari kelompoknya. Pengunjuk rasa yang umumnya memakai kaos dan masker kompak melindungi polisi yang memakai pakaian pelindung lengkap.

Pada sebuah foto yang viral di media sosial, polisi itu terpojok di restoran Italia bernama Bearno's Little Sicily. Ia berdiri sendirian sementara pengunjuk rasa melindungi.

Foto yang diambil The Courier-Journal ini menjadi viral di media sosial. Banyak warganet yang memuji aksi kemanusiaan pengunjuk rasa yang melindungi polisi.

"Saat protes Louisville, Kentucky semalam, seorang petugas kepolisian terpisah dari timnya dan tebak siapa yang melindunginya dari perusuh? Para pengunjuk rasa! Bisakah kita menemukan kerendahan hati lagi? Berdoa untuk Amerika," ujar seorang pengguna Twitter @_MariettaDavis

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

George Floyd Tewas oleh Polisi, Michelle Obama Terluka dan Patah Hati

Amerika Serikat tengah menghadapi situasi krisis. Gelombang protes dan kerusuhan melanda sejumlah kota usai George Floyd tewas di tangan polisi. Sejumlah seleb mengecam tragedi ini. Setelah Taylor Swift, giliran Michelle Obama bersuara di jagat maya.

"Like so many of you, I’m pained by these recent tragedies. And I’m exhausted by a heartbreak that never seems to stop (sama seperti kalian, saya terluka oleh tragedi yang belakangan terjadi. Saya lelah akibat patah hati yang tak kunjung berakhir)," cuit Michelle Obama, pada Sabtu kemarin.

Lewat akun Twitter-nya terverifikasi yang diikuti lebih dari 15 juta orang, Michelle Obama mengingatkan, George Floyd bukan satu-satu korban dari aksi tak berperikemanusiaan.

Sebelumnya, ada Breonna Taylor dan Ahmaud Arbery yang menjadi korban aksi sewenang-wenang. Nyonya Barack Obama menulis, “Right now it’s George, Breonna, and Ahmaud. Before that it was Eric, Sandra, and Michael. It just goes on, and on, and on (Sekarang George, Breonna dan Ahmaud. Sebelumnya Eric, Sandra, dan Michael. Tragedi ini terus dan terus terjadi).”

Sembari mengunggah sketsa wajah George Floyd, ibu dua anak ini menyebut banyak orang bertumbuh sambil menghadapi kenyataan rasialisme yang menyakitkan. 

Michelle Obama berpendapat untuk mengatasi rasisme bergantung pada kita semua tak peduli kulit hitam, putih, atau apapun itu.

“Ini bisa dimulai dengan menantang diri sendiri untuk mendengarkan mereka yang berbeda dengan kita,” beri tahunya. Ia percaya, kerelaan hati untuk mendengar orang lain salah satu cara untuk menghargai perbedaan warna kulit, keyakinan, dan lain-lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.