Sukses

Bikin Cantik Tapi Mematikan, 10 Perawatan Ekstrem Ini Digemari Pada Masanya

Berikut ini adalah 10 perawatan kecantikan ekstrem yang konon pernah terjadi. Menyakitkan dan bahkan mengakibatkan kematian.

Liputan6.com, Jakarta - Cantik, siapa yang tak ingin? Wanita biasanya identik dengan kata cantik. Tak sedikit upaya dilakukan agar terlihat rupawan.

Memakai kosmetik hingga melakukan sejumlah perawatan kerap dilakukan untuk meraih kecantikan.

Meski berbahaya, seperti memakai bahan mengandung arsenik, merkuri, dan radioaktivitas - yang semuanya bisa mematikan, bahkan orang tak menghiraukannya.

Demi terlihat ramping dan cantik, tak sedikit orang bahkan rela menelan cacing pita untuk menurunkan berat badan dan mengenakan korset ketat yang menyebabkan kelainan bentuk.

Dulu bulu mata konon dijahit ke kelopak mata dengan jarum.

Seperti pakaian dan gaya rambut, tren kecantikan datang dan pergi. Satu menit mencapai kulit bercahaya, selanjutnya giliran melapisi lidah Anda dalam glitter.

Meski tren kecantikan populer, tidak berarti itu aman. Sepanjang sejarah, orang-orang telah menelan zat berbahaya dan menjalani prosedur berbahaya yang menyakitkan dengan harapan mendapatkan kesempurnaan. Cantik.

Berikut adalah 10 perawatan kecantikan ekstrem yang pernah terjadi, dikutip dari Insider.com, Jumat (29/5/2020):

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

1. Mengurangi Darah Agar Terlihat Pucat

Pada Abad Pertengahan, kulit pucat dianggap indah karena menunjukkan bahwa seorang wanita kaya dan tidak perlu bekerja di luar.

Untuk mencapai tampilan demikian, kaum wanita rela menyedot darah mereka. Demikian menurut buku "Introduction to Cosmetic Formulation and Technology."

Mereka melakukannya dengan prosedur bloodletting, yang juga dianggap untuk mengobati penyakit fisik. Walaupun praktik ini ternyata memiliki manfaat kesehatan, itu jelas bukan untuk kecantikan.

3 dari 11 halaman

2. Riasan Mengandung Timah

Riasan yang dibubuhi timah menyebabkan kematian Countess of Coventry pada 1760.

Keracunan timbal adalah hal umum pada abad ke-18 karena popularitas kosmetik mengandung timah, menurut Museums and Collections department di University College London.

Maria Gunning, Countess of Coventry, menggunakan senyawa timah putih yang dikenal sebagai ceruse untuk membasahi kulitnya. Itu juga digunakan untuk mengatur gaya rambutnya.

Pada akhirnya, dia terkena keracunan timbal dan meninggal pada usia 27 tahun.

 

4 dari 11 halaman

3. Wafer Arsenik

Arsenik diketahui berbahaya dan membuat ketagihan di Era Victoria. Tetapi sejumlah kecil dalam bentuk wafer yang dapat dimakan, dianggap tidak hanya aman tetapi juga untuk membantu seseorang mencapai kulit pucat yang dicari-cari.

Dianggap memberikan kulit "kecemerlangan yang tak terlukiskan", menurut iklan yang beredar pada masa itu.

Arsenik adalah karsinogen yang "sangat beracun bagi manusia," menurut Healthline.

 

5 dari 11 halaman

4. Sabun dan Krim Merkuri

Merkuri adalah bahan umum dalam sabun dan krim pemutih kulit - dan berbahaya.

Merkuri dapat menyebabkan kerusakan ginjal, ruam kulit, dan kerusakan saraf, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Uni Eropa dan banyak negara Afrika telah melarang kosmetik yang mengandung merkuri. Tetapi sejumlah kecil merkuri dalam produk mata (65 dari 1 juta) dan kosmetik lainnya (satu dari 1 juta) diizinkan di AS, menurut Food and Drug Administration (FDA).

6 dari 11 halaman

5. Tanaman Beracun

Deadly Nightshade atau tanaman beracun "belladonna" (yang berarti "wanita cantik") mendapatkan namanya dari cara wanita menggunakan minyaknya untuk melebarkan pupil mereka.

Menurut The Big, Bad Book of Botany: The World’s Most Fascinating Flora karya Michael Largo sebagaimana dikutip dalam Slate, ekstrak beracun atropa belladona secara historis digunakan oleh pembunuh untuk membunuh target mereka - dan oleh wanita untuk melebarkan pupil mereka agar terlihat lebih menggoda.

Akar adalah bagian tanaman yang mengandung racun paling kuat, tetapi bahkan satu daun bisa berakibat fatal.

7 dari 11 halaman

6. Kosmetik Radioaktif

Kosmetik radioaktif diiklankan sebagai "kekuatan baru yang menakjubkan untuk perbaikan."

Ketika Marie dan Pierre Curie menemukan radiasi pada tahun 1898, perusahaan kosmetik mengambil kesempatan untuk memasukkannya ke dalam produk kecantikan sebelum memahami efek samping potensial.

Pada 1920-an dan 30-an, perusahaan-perusahaan seperti Radior dan Tho-Radia menawarkan krim radioaktif, sabun, dan produk kecantikan lainnya yang bertujuan merevitalisasi kulit dengan energi bercahaya.

Padahal, terlalu banyak terpapar radiasi dapat menyebabkan kanker, penyakit radiasi, dan memicu kematian.

8 dari 11 halaman

7. Pasta Gigi Radioaktif

Pasta gigi radioaktif dianggap dapat memutihkan gigi.

Doramad, pasta gigi yang mengandung radium, dulu diproduksi di Jerman selama Perang Dunia II.

Menurut terjemahan yang diterbitkan oleh Universitas Oak Ridge Associated, label mengiklankan fakta bahwa kualitas radioaktifnya "meningkatkan pertahanan gigi dan gusi" dan "dengan lembut memoles enamel gigi sehingga menjadi putih dan mengkilap."

Seperti riasan dan krim radioaktif, pasta gigi radioaktif juga menghadirkan risiko serius keracunan radiasi.

9 dari 11 halaman

8. Korset Ketat

Korset ketat di abad ke-18 dan 19 menyebabkan kelainan bentuk.

Korset wanita Victoria sangat ketat sehingga mereka mendorong perut dan hati ke bawah, membengkokkan tulang rusuk hingga membentuk "S", dan menyelaraskan tulang belakang.

Apakah efek samping ini berkontribusi pada kematian dini wanita masih diperdebatkan di antara sejarawan dan profesional medis, karena banyak wanita yang kerangkanya menunjukkan deformitas ini juga mencapai atau melampaui harapan hidup mereka sejak saat itu, kata antropolog Rebecca Gibson kepada Forbes.

Tetapi ketidakmampuan mereka untuk menarik napas dalam-dalam memang menyebabkan seringnya pemakai pingsan.

10 dari 11 halaman

9. Pil Cacing Pita

Pil yang mengandung cacing pita adalah metode penurunan berat badan di era Victoria - dan beberapa orang masih mencobanya hingga kini.

Rahasia makan apa pun yang Anda inginkan dan tidak menambah berat badan? Bagi sebagian orang, cacing pita.

Iklan di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 mendesak orang untuk menelan "cacing pita sanitasi", yang akan mengimbangi kenaikan berat badan dengan memakan makanan yang mereka konsumsi.

Beberapa orang masih mencoba diet ini. Pada 2013, situs Today melaporkan bahwa seorang wanita di Iowa membeli cacing pita online dan menelannya, kemudian ke dokter untuk meminta bantuan mengeluarkannya.

"Menelan cacing pita sangat berisiko dan dapat menyebabkan berbagai efek samping yang tidak diinginkan, termasuk kematian yang jarang terjadi," Dr. Patricia Quinlisk, direktur medis Departemen Kesehatan Masyarakat Iowa, menulis dalam surel kepada petugas kesehatan masyarakat setelah pasien terlihat.

"Mereka yang ingin menurunkan berat badan disarankan untuk tetap menggunakan metode penurunan berat badan yang terbukti - mengonsumsi lebih sedikit kalori dan meningkatkan aktivitas fisik."

2014 lalu, ada juga seorang ibu itu membantah memberi cacing pita pada putrinya agar tetap langsing sebelum ikut kontes kecantikan. Baca di sini

11 dari 11 halaman

10. Bulu Mata Dijahit ke Kelopak

Bulu mata palsu pernah dijahit ke kelopak mata dengan jarum pada zaman dahulu.

Pada tahun 1899, The Dundee Courier menggambarkan prosedur ekstensi bulu mata yang menyakitkan di mana seorang "spesialis" menjahit rambut ke kelopak mata dengan jarum dan "beberapa sentuhan terampil."

Sementara saat ini, ekstensi bulu mata dapat diaplikasikan dengan lem dan tanpa rasa sakit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.