Sukses

Twitter Perdana Tandai Twit Donald Trump dengan Peringatan Cek Fakta

Tulisan Donald Trump di akun Twitternya diberi peringatan cek fakta oleh pihak Twitter.

Liputan6.com, Washington - Salah satu postingan Twitter dari Presiden AS Donald Trump telah diberi label cek fakta oleh Twitter untuk pertama kalinya.

Melansir BBC, Rabu (27/5/2020), Presiden Trump menulis: "TIDAK ADA JALAN (NOL!) Bahwa Main-In Ballots akan menjadi sesuatu yang kurang dari penipuan yang substansial."

Mail-In Ballots yang dimaksud Trump adalah buletin suara yang didistribusikan dan dikembalikan melalui pos pada pemilihan presiden.

Twitter menempatkan label peringatan di bawah tulisan tersebut, di bawah kebijakan barunya tentang informasi yang menyesatkan.

Trump pun kemudian merespons kebijakan tersebut dengan kembali menulis sambil mengatakan perusahaan media sosial raksasa itu telah "benar-benar meredam kebebasan berbicara".

Notifikasi Twitter menampilkan tanda seru biru di bawah tulisannya, serta menyarankan pembaca untuk "mendapatkan fakta tentang Mail-in Ballots".

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cek Fakta

Twitter mengarahkan penggunanya ke sebuah halaman di mana klaim Trump tentang surat suara digambarkan sebagai "tidak berdasar". 

Twitter kemudian mengutip laporan tentang masalah tersebut oleh CNN, Washington Post dan lainnya.

Ini diikuti oleh bagian "apa yang perlu Anda ketahui" di mana Twitter mengoreksi apa yang dikatakannya sebagai klaim palsu oleh presiden AS.

Perusahaan media sosial tersebut juga telah berjanji untuk meningkatkan label peringatan di bawah informasi yang salah atau menyesatkan di situsnya, tetapi cukup lambat untuk mengambil langkah-langkah melawan presiden AS.

Label peringatan di Twitter semacam ini, baru saja diperbarui pada awal bulan.

3 dari 3 halaman

Tuduhan Trump pada Twitter

Dalam twit barunya, Trump menuduh Twitter mencampuri pemilihan presiden AS yang dijadwalkan 3 November 2020.

Dia mengatakan bahwa perusahaan media sosial itu "sepenuhnya menahan kebebasan berbicara, dan saya, sebagai presiden, tidak akan membiarkan itu terjadi".

Manajer kampanye presiden Trump, Brad Parscale juga kemudian mengkritik pihak Twitter.

"Bermitra dengan 'checker' berita palsu yang bias adalah tabir asap untuk meminjamkan taktik politis Twitter yang jelas kredibilitasnya palsu. Ada banyak alasan kami menarik semua iklan kami dari Twitter beberapa bulan yang lalu, dan bias politik yang jelas adalah salah satunya," tulis Parscale.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.