Sukses

25-5-1977: Akhir Revolusi Kebudayaan China, Blokir Karya William Shakespeare Dicabut

Pada 25 Mei 1977, tanda baru liberalisasi politik muncul di China, ketika pemerintah komunis mencabut larangan selama satu dekade pada tulisan-tulisan William Shakespeare.

Liputan6.com, Beijing - Pada 25 Mei 1977, tanda baru liberalisasi politik muncul di China, ketika pemerintah komunis mencabut larangan selama satu dekade pada tulisan-tulisan William Shakespeare.

Tindakan pemerintah China, yang efektif mencabut embargo masuknya karya Shakespeare ke Negeri Tirai Bambu, adalah bukti tambahan bahwa Revolusi Kebudayaan telah berakhir, demikian seperti dikutip dari History.com, Senin (25/5/2020).

Pada tahun 1966, Mao Zedong, pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, mengumumkan "Revolusi Kebudayaan," yang dirancang untuk mengembalikan semangat revolusioner komunis di kalangan masyarakat Tiongkok. Istrinya, Chiang Ching, diangkat menjadi sekretaris budaya tidak resmi untuk Tiongkok.

Apa yang dimaksud revolusi pada praktiknya adalah pembunuhan para pejabat yang dianggap telah kehilangan pengabdian mereka pada perjuangan komunis dan penangkapan serta penahanan ribuan pejabat dan warga negara lainnya karena "kejahatan terhadap negara."

Pada periode itu, pelarangan karya budaya apa pun — musik, sastra, film, atau teater — yang tidak memiliki konten ideologis yang diperlukan juga terjadi di China.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demi Membuka Hubungan Baru dengan Barat

Namun, pada awal 1970-an, China sangat ingin membuka hubungan baru dan lebih baik dengan Barat, terutama Amerika Serikat, sebagian karena keinginannya akan sumber-sumber perdagangan baru, tetapi juga karena meningkatnya ketakutan akan konfrontasi dengan Uni Soviet.

Perjalanan Presiden Richard Nixon tahun 1973 ke China adalah bagian dari kampanye ini. Pada Oktober 1976, Revolusi Kebudayaan secara resmi dinyatakan berakhir, dan pengumuman Mei 1977 tentang berakhirnya larangan karya William Shakespeare adalah bukti nyata dari hal tersebut.

Itu adalah langkah yang tidak mahal, tetapi pasti akan menuai manfaat hubungan masyarakat dengan masyarakat Barat yang sering memandang rendah kehidupan budaya China yang puritan dan represif.

Bersama dengan pengumuman bahwa larangan itu dicabut, pemerintah China juga menyatakan bahwa edisi bahasa Mandarin dari karya-karya Bard akan segera tersedia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.