Sukses

Peringati Hari Quds, Pemimpin Iran Sampaikan Pesan Solidaritas Bagi Palestina

Dalam pidato, Pemimpin Iran Ayatullah Seyed Ali Khamenei menyampaikan bahwa perlakukan penjarahan rumah warga Palestina adalah hal yang tak bisa ditoleransi.

Liputan6.com, Teheran - Pemimpin Agung Republik Islam Iran Ayatullah Seyed Ali Khamenei mengucapkan selamat menjelang datang Hari Raya Idul Fitri 1441 H saat memperingati Hari Quds Internasional.

"Ini adalah Hari Quds. Hari yang ditetapkan atas inisiatif cerdas Imam Khomeini sebagai rantai penghubung solidaritas umat Islam mengenai al-Quds Sharif dan Palestina yang tertindas," ujar Ayatullah Seyed Ali Khamenei dalam naskah pidatonya yang diterima Liputan6.com dari Kedubes Iran pada Jumat (22/5/2020).

"Hari Quds selama beberapa dekade telah berperan penting dalam hal ini dan setelahnya yang akan terus berlanjut, Insya Allah."

"Bangsa-bangsa dunia menyambut Hari Quds dan mereka memperingatinya sebagai tanggung jawab perdana, yaitu mengibarkan bendera kebebasan Palestina."

"Kebijakan utama kekuatan arogan dan zionisme adalah melunturkan isu Palestina dari benak masyarakat Muslim sehingga isu ini terlupakan."

Dalam pidato itu, Ayatullah Seyed Ali Khamenei menyampaikan bahwa perlakukan penjarahan rumah warga palestina adalah hal yang tak bisa ditoleransi.

"Penjarahan sebuah negara dan pengusiran penghuninya dari rumah dan tanah mereka untuk selamanya, dengan melakukan pembunuhan dan kejahatan yang paling kejam serta penghancuran yang terus berlanjut beberapa generasi selama puluhan tahun, jelas merupakan catatan baru kejahatan kemanusiaan."

Ayatullah Seyed Ali Khamenei juga menyebut penyebab dan pelaku utama atas kejadian tersebut. Ia mengklaim pihak itu adalah Pemerintahan Barat.

"Penyebab dan pelaku utama tragedi ini adalah pemerintah-pemerintah Barat dan kebijakan jahat mereka. Ketika negara-negara pemenang Perang Dunia I membagi kawasan Asia Barat -- kawasan Asia Kekaisaran Ottoman -- sebagai pampasan perang penting di antara mereka pada Konferensi Paris, mereka telah merasa membutuhkan adanya pangkalan yang aman di jantung kawasan ini guna menjamin dominasi mereka yang berkelanjutan. "

Ayatullah Seyed Ali Khamenei juga menyoroti upaya negara-negara Arab yang bertahan menyerah pada keadaan.

"Sayangnya, sebagian besar pemerintah Arab secara bertahap menyerah setelah perlawanan pertama mereka, yang beberapa (perlawanan itu) di antaranya sangat mengagumkan."

"Apalagi setelah kedatangan Amerika Serikat sebagai penjaga kepentingan ini, mereka telah melupakan tugas-tugas kemanusiaan, Islam, dan politik, serta semangat dan kebanggaan Arab-nya; dan dengan harapan palsu, mereka justru membantu musuh mewujudkan tujuannya, di mana perjanjian Camp David adalah contoh nyata dari fakta pahit tersebut."

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Iran dalam Pembebasan Palestina

Bangkitnya Revolusi Islam di Iran membuka babak baru dalam perjuangan Palestina. Salah satu langkah pertama adalah mengusir elemen-elemen Zionis, di mana Iran pada era taghut merupakan salah satu pangkalan paling aman mereka. "Penyerahan kedutaan tidak resmi rezim Zionis kepada wakil Palestina dan penghentian pasokan minyak hingga pekerjaan-pekerjaan besar serta aktivitas politik yang luas, semua ini menyebabkan munculnya 'Front Muqawama' (Front Perlawanan) di seluruh kawasan. Akhirnya, harapan untuk memecahkan masalah tumbuh dan berkembang di hati mereka."

"Dengan munculnya Front Muqawama, ruang gerak rezim Zionis menjadi sulit dan semakin sulit, dan tentu saja akan jauh lebih sulit di masa depan, Insya Allah. Tetapi upaya para pendukung rezim ini, yang dipimpin oleh Amerika Serikat untuk membela dan mempertahankannya juga semakin meningkat."

Pidato Poin-Poin Perjuangan untuk Palestina

 

"Berdasarkan pertimbangan ini, saya akan menyampaikan poin-poin penting kepada semua orang yang mendukung perjuangan Palestina."

"Pertama, perjuangan untuk pembebasan Palestina adalah jihad di jalan Allah dan kewajiban dalam Islam. Kemenangan dalam perjuangan ini dijamin, karena jikapun gugur, akan meraih tempat terbaik dan mulia."

"Selain itu, masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan. Pengusiran terhadap jutaan orang dari rumah mereka, lahan pertanian dan tempat tinggal serta mata pencahariannya yang dilakukan dengan pembunuhan dan kejahatan, pasti akan menyakiti setiap hati nurani manusia; dan siapapun yang memiliki keberanian pasti akan menghadapinya."

"Oleh karena itu, membatasi masalah ini hanya pada isu Palestina semata, ataupun masalah Arab tentu saja merupakan kesalahan besar."

"Kedua, tujuan dari perjuangan ini adalah pembebasan seluruh wilayah Palestina dari laut ke sungai, dan kembalinya semua warga Palestina ke tanah air mereka. Mereduksi masalah ini melalui pembentukan pemerintahan di sudut wilayah ini yang dilakukan dengan cara memalukan, sebagaimana dimaksud dalam literatur Zionis yang kasar, jelas sekali bukanlah tanda kebenaran maupun tindakan yang realistis."

"Ketiga, meskipun diizinkan untuk mengambil keuntungan dari segala cara yang sah dan halal dalam perjuangan ini, termasuk meraih dukungan global, tapi kita harus menghindari untuk menggantungkan harapan secara lahir maupun batin dengan mempercayai negara-negara Barat maupun komunitas dunia afiliasinya." "Keempat, poin penting yang tidak boleh diabaikan oleh elit politik dan militer dunia Islam adalah kebijakan Amerika Serikat dan Zionis dalam mentransfer konflik ke belakang front perlawanan."

"Kelima, kebijakan menormalkan kehadiran rezim Zionis di kawasan merupakan salah satu dari kebijakan utama Amerika Serikat. Beberapa negara Arab di kawasan – yang berperan sebagai antek-antek AS – menyiapkan prasarana yang diperlukan termasuk hubungan ekonomi dan sejenisnya. Berbagai upaya ini secara total akan gagal dan tidak membuahkan hasil."

"Keenam, anjuran utama saya adalah merekomendasikan berlanjutnya perlawanan dan mengoordinasikan lembaga-lembaga jihad, kerja sama di antara mereka, serta memperluas medan jihad di dalam wilayah Palestina."

"Setiap orang harus membantu rakyat Palestina dalam jihad suci ini. Setiap individu harus mengisi kepalan tangan pejuang Palestina dan memperkuat punggungnya. Kami dengan bangga akan melakukan ini dengan segenap kemampuan."

"Ketujuh, Palestina adalah milik orang-orang Palestina dan harus diatur oleh kehendak mereka sendiri. Prakarsa referendum yang melibatkan semua agama dan etnis Palestina, yang telah kami sampaikan hampir dua dekade lalu adalah satu-satunya kesimpulan yang perlu diambil untuk menghadapi tantangan Palestina saat ini dan esok."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.