Sukses

Donald Trump: Corona COVID-19, China Lakukan Pembunuhan Massal di Seluruh Dunia

Lewat cuitannya, Donald Trump kembali menyampaikan kritik kepada Beijing yang dianggap gagal atasi penyebaran Corona COVID-19.

Liputan6.com, Washington, D.C - Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu 20 Mei 2020 kembali mengecam China atas pandemi Virus Corona COVID-19. Menyalahkan Tiongkok atas pembunuhan massal orang di seluruh dunia.

Lewat cuitannya di Twitter, Trump kembali menyampaikan kritik tersebut kepada Beijing, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (21/5/2020).

"Itu adalah 'ketidakmampuan China', dan tidak ada yang lain, yang melakukan pembunuhan massal di seluruh dunia ini," twit presiden Donald Trump.

Virus ini pertama kali muncul di kota Wuhan di China Desember lalu, dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Menewaskan lebih dari 323.000 orang pada hitungan terakhir, dan memicu kerusakan ekonomi yang sangat besar.

Trump awalnya mengecilkan keseriusan ancaman dan mengatakan berulang kali bahwa China sedang menangani wabah. Dia kemudian berpaling menyalahkan China karena membiarkan penyebaran internasional.

Presiden Donald Trump juga pernah mengancam menghentikan pemberian bantuan pada Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ancaman itu dilontarkan setelah Trump menuding WHO lebih condong terhadap China.

Dikutip dari laman New York Times, Donald Trump menilai jika WHO tak cukup baik dalam menghadapi penyebaran Virus Corona COVID-19.

"Kami akan menahan bantuan uang yang selama ini diberikan kepada WHO. Kami akan memegang kendali yang sangat kuat di atasnya," kata Trump selama briefing harian Virus Corona di Gedung Putih.

Trump menilai organisasi itu tidak cukup agresif dalam menghadapi Virus Corona COVID-19.

Sebelumnya, Donald Trump juga menulis komentar di akun Twitter pribadinya dan menilai jika WHO sangat China sentris.

"WHO benar-benar gagal," kata Trump dalam cuitannya di Twitter.

"Sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat China sentris. Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami terbuka bagi China sejak awal. Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?"

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerahkan Ribuan Militer

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga mengatakan mengerahkan lebih dari 3.000 anggota militer dan personel kesehatan ke daerah-daerah yang terdampak parah Virus Corona COVID-19. Daerah New York menjadi salah satu daerah dengan situasi terburuk di AS.

Secara bersamaan, para pejabat Gedung Putih mengatakan mereka juga berharap akan mulai melihat stabilnya perebakan virus itu di wilayah-wilayah metropolitan di mana wabah dimulai.

Jumlah kematian akibat Virus Corona jenis baru diperkirakan akan terus bertambah di Amerika, dan Presiden Trump mengatakan dua minggu ke depan akan sulit.

"Kita akan sampai pada waktu itu ketika angkanya mencapai puncak, dan itu akan menjadi situasi buruk. Saya yakin kita mungkin belum pernah melihat angka seperti ini," ujar Trump seperti dikutip VOA Indonesia.

Militer Amerika membantu dengan mengirim lebih dari seribu petugas medis ke pusat-pusat perebakan di seluruh Amerika, kata Menteri Pertahanan Mark Esper.

"Sampai kemarin, kami memutuskan beberapa ratus dari mereka akan ditugaskan untuk membantu di rumah-rumah sakit di kota New York," jelas Esper.

Gedung konvensi Jacob Javits Center di New York City telah dijadikan rumah sakit darurat yang berkapasitas 2.500 tempat tidur. Jumlah korban meninggal di New York City akibat Virus Corona hampir mencapai tiga ribu orang.

Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan, "Ini akan menjadi rumah sakit terbesar di Amerika Serikat, dan dioperasikan oleh militer Amerika Serikat."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.