Sukses

WHO: Virus Corona COVID-19 Mungkin Baru Bisa Dikendalikan 5 Tahun Lagi

WHO menyatakan pandemi Virus Corona COVID-19 masih sulit dikendalikan.

Liputan6.com, Jakarta Kepala ilmuwan World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia/WHO), Soumya Swaminathan, mengatakan kepada webinar Global Boardroom Financial Times pada Rabu 13 Mei 2020 lalu bahwa pandemi Virus Corona COVID-19 masih sulit dikendalikan.

"Saya akan mengatakan dalam jangka waktu empat hingga lima tahun, kita mungkin baru bisa melihat cara mengendalikan ini (Virus Corona COVID-19)," ujarnya seperti dikutip dari CNBC, Selaa (19/5/2020).

Hingga saat ini, lebih dari 4,3 juta orang telah tertular infeksi Virus Corona COVID-19, dengan lebih dari 297.465 kematian di seluruh dunia, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins University.

Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa negara telah berupaya untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan terkait pencegahan Virus Corona COVID-19, memungkinkan beberapa toko dan pabrik untuk membuka kembali.

"Pandemi Virus Corona COVID-19 dapat berlanjut hingga paruh kedua dekade ini," seorang pejabat senior kesehatan global telah memperingatkan, ketika angka kematian virus mendekati 300.000.

Swaminathan mengatakan vaksin tampaknya menjadi "jalan keluar terbaik" saat ini, tetapi memperingatkan ada banyak "jika dan tetapi" tentang keamanan, produksi dan distribusi yang adil. Ia juga menambahkan bahwa perihal pengembangan vaksin yang efektif dan langkah-langkah pengurungan yang berhasil adalah salah satu faktor yang pada akhirnya akan menentukan durasi pandemi Corona COVID-19."

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mungkin Saja Virus Corona COVID-19 Tak Akan Pernah Berakhir

Krisis kesehatan publik global berarti negara-negara secara efektif harus ditutup. Banyak pemimpin dunia memberlakukan pembatasan ketat pada kehidupan sehari-hari miliaran orang.

Langkah-langkah lockdown, yang bervariasi dalam aplikasi mereka tetapi secara luas mencakup penutupan sekolah, larangan pertemuan publik dan jarak sosial, diperkirakan akan menghasilkan penurunan ekonomi terburuk sejak era Great Depression pada 1930-an.

Dalam beberapa minggu terakhir, beberapa negara telah berupaya untuk secara bertahap melonggarkan pembatasan, memungkinkan beberapa toko dan pabrik untuk membuka kembali.

Namun, munculnya kasus Corona COVID-19 baru di Korea Selatan dan China telah memperburuk kekhawatiran tentang potensi gelombang kedua infeksi.

International Energy Agency pada Kamis 14 Mei memperkirakan bahwa jumlah orang yang hidup di bawah beberapa bentuk tindakan pengurungan pada akhir Mei akan turun menjadi 2,8 miliar orang di seluruh dunia, turun dari puncak baru-baru ini 4 miliar.

Pada briefing media terpisah, Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan WHO, mengatakan di markas besar organisasi itu bahwa Virus Corona COVID-19 "mungkin tidak akan pernah hilang."

Ketika diminta untuk menanggapi komentar Swaminathan sebelumnya, Ryan mengatakan tidak ada yang bisa memprediksi secara akurat kapan penyakit itu mungkin hilang. Dia menambahkan bahwa mencoba mengendalikan virus akan membutuhkan "upaya besar-besaran," bahkan jika vaksin ditemukan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.