Sukses

Lockdown Corona COVID-19 Prancis Dilonggarkan, Ribuan Sekolah Buka Bertahap

Ribuan sekolah di Prancis kembali buka ketika lockdown akibat Virus Corona COVID-19 sejak Maret lalu mulai dilonggarkan.

Liputan6.com, Paris - Setelah 2 bulan lockdown, Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer mengumumkan kembali membuka hingga 42 ribu sekolah di negaranya. Kebijakan ini berlaku untuk preschool dan sekolah dasar.

France24 melaporkan, Rabu (13/5/2020), Menteri Blanquer berkata pembukaan akan bertahap dan tidak langsung wajib. Jumlah murid di kelas juga dibatasi antara 10-15 orang.

Prancis telah melaksanakan lockdown sejak 17 Maret lalu dan sekolah kena imbasnya. Presiden Emmanuel Macron mendukung rencana agar sekolah dibuka bertahap.

Para guru akan memakai masker dan mengimbau murid-murid agar melakukan jaga jarak atau social distancing. Gerakan cuci tangan juga akan dilakukan beberapa kali dalam sehari.

Selanjutnya, SMP akan dibuka pada 18 Mei mendatang di daerah-daerah yang jumlah virusnya lebih sedikit. Untuk SMA atau lycees masih belum ada jadwal pasti.

Meski anak-anak mereka sudah dua bulan tidak sekolah akibat lockdown, orangtua di ibu kota Paris belum 100 persen yakin mengenai kebijakan ini. Berikut pendapat mereka:

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Orangtua

Pihak orangtua mengaku waswas atas keputusan ini. Cecile Bardin dari Paris berkata tidak yakin akan keputusan pemerintah.

Alasannya adalah anak-anak kecil pasti ingin bermain bersama-sama di sekolah. Padahal, perlu ada social distancing.

"Saya tidak teryakinkan pada saat ini, karena akan sangat sulit menjaga jarak aman di sekolah, terutama bagi anak-anak kecil yang ingin bermain bersama," ujarnya kepada Associated Press.

Mathilde Manaud yang juga tinggal di Prancis berkata masih mempertimbangkan apakah akan mengirim anaknya ke sekolah. Ia mengaku sedang berusaha percaya bahwa pemerintah dan sekolah bisa menangani situasi.

Orangtua lain di Paris, Ingris Rousseau, menyuarakan kesulitan orangtua untuk bekerja dan mengajarkan anak di rumah selama dua bulan lockdown ini. Namun, ia belum yakin apakah akan mengirim anaknya ke sekolah.

"Kami kewalahan. Kami tidak punya cukup waktu. Dan kami tidak bisa melakukan banyak aktivitas seperti di kelas," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.