Sukses

Remaja Jepang Luncurkan Aplikasi untuk Lacak Penyebaran Corona COVID-19

Seorang anak di Jepang baru saja meluncurkan aplikasi untuk melacak penyebaran COVID-19.

Liputan6.com, Tokyo - Seorang Remaja 16 tahun dari Jepang, Syu Kato membuat aplikasi pelacakan (contact tracing) orang-orang yang berisiko tertular Virus Corona COVID-19. Sistem ini digunakan untuk melihat perjalanan terakhir seseorang, untuk mempermudah contact tracing. 

Contact tracing merupakan salah satu cara yang digunakan untuk melihat penyebaran COVID-19, seperti dikutip dari Japan Today, Jumat (8/5/2020). 

Salah satu negara yang dianggap mampu menangani kasus penyebaran Virus Corona adalah Taiwan. Di Taiwan mereka menggunakan sistem pelacak untuk kelompok orang-orang yang berisiko tertular Virus Corona COVID-19.

Bahkan, aplikasi yang digunakan Taiwan itu dapat mengetahui orang-orang yang melanggar proses karantinanya, seperti yang dilansir DW. 

Aplikasi miliki Kato ini akan merekam perjalanan orang-orang yang mengunduh aplikasi ini, namun jangan khawatir karena data dari pemilik handphone tidak akan disebarkan secara otomatis. 

Bila seseorang merupakan pasien Virus Corona COVID-19 positif, maka dirinya dapat melacak keberadaanya selama beberapa minggu sebelumnya dan memberi tahu orang-orang yang telah dijumpainanya atau memberi tahu pihak medis.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Seorang Anak yang Jenius

Kecedarsan Kato ini dapat terlihat sejak dirinya berada di kelas 5 SD, dirinya membuat aplikasi matematika yang ditujukan untuk menyelesaikan soal-soal desimal. Tak hanya itu saat dirinya berada di kelas enam SD, dirinya membuat sebuah aplikasi untuk membuat buku laporan yang dapat mendeteksi plagiarism. 

Pada 2017 lalu, Kot memenangkan penghargaan "super creator" dari pemerintah dan Mitou Foundation. Penghargaan ini ditujukan untuk DrawCode milik Kato yang membantu menyederhanakan penulisan bahasa untuk halaman web dan program, yang dikenal sebagai HTML, sehingga anak-anak dapat belajar membuat program dengan mudah.

Yu Ukai, seorang dari kepala yayasan untuk anak-anak muda, memuji semangat Kato untuk memecahkan sebuah permasalahan. 

"Ada banyak cara untuk anak-anak muda seperti Kato bisa berkontribusi kepada masyarakat dalam masa pandemi, seperti yang kita lihat ada banyak permasalahan yang dapa diselesaikan dengan teknologi," ujar Ukai. 

Berikutnya, proyek Kato adalah membuat website untuk resotran dan kostumer agar bisa melihat daftar menu lebih mudah. Lho bukan nya di Jepang ada layanan antar? Tidak untuk ditempat Kato, Kato tinggal di Hokkaido, bukan di kota besar seperti Tokyo dimana jasa Uber Eats dapat diakses dengan mudah. 

Keluarga Kato memiliki sebuah taman bermain, dan pandemi ini menghambat bisnis keluarganya untuk berjalan. Kato berencana untuk melanjutkan studinya di Amerika, namun sayang karena ada pandemi ini hal tersebut harus di tunda. 

 

Reporter: Yohana Belinda

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.