Sukses

4-5-1979: The Iron Lady Menjabat Jadi PM Perempuan Pertama Inggris

Pada 4 Mei 1979, Margaret Thatcher, pemimpin Partai Konservatif, dilantik sebagai perdana menteri perempuan pertama Inggris.

Liputan6.com, London - Pada 4 Mei 1979, Margaret Thatcher, pemimpin Partai Konservatif, dilantik sebagai perdana menteri perempuan pertama Inggris. Ahli kimia dan pengacara berpendidikan Oxford disumpah pada hari setelah Konservatif memenangkan mayoritas 44 kursi dalam pemilihan umum parlemen.

Seperti dikutip dari History, Senin (4/5/2020), Margaret Hilda Roberts (nama aslinya) lahir di Grantham, Inggris, pada tahun 1925. Dia adalah presiden wanita pertama dari Oxford University Conservative Association dan pada tahun 1950 mencalonkan diri sebagai anggota Parlemen di Dartford.

Thatcher muda dikalahkan, tetapi mengumpulkan jumlah suara yang mengesankan di distrik yang umumnya liberal --oposisi konservatif.

Pada tahun 1959, setelah menikahi pengusaha Denis Thatcher dan melahirkan anak kembar, ia terpilih ke Parlemen sebagai Konservatif untuk Finchley, sebuah distrik London utara.

Selama tahun 1960-an, ia merangkak cepat ke jajaran elite Partai Konservatif dan pada tahun 1967, bergabung dengan kabinet bayangan (shadow cabinet) yang duduk berseberangan dengan kabinet Partai Buruh (Labour Party) yang berkuasa, Harold Wilson. Dengan kemenangan Partai Konservatif di bawah Edward Heath pada tahun 1970, Thatcher menjadi menteri pendidikan dan sains Inggris.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Thatcher Menuju Kursi PM Inggris

Pada 1974, Partai Buruh kembali berkuasa, dan Thatcher menjabat sebagai kanselir bayangan bersama sebelum menggantikan Edward Heath sebagai pemimpin Partai Konservatif pada Februari 1975.

Dia adalah wanita pertama yang memimpin Konservatif. Di bawah kepemimpinannya, Partai Konservatif bergeser lebih jauh ke spektrum politik kanan (right-politics), menyerukan privatisasi industri dan utilitas nasional, dan menjanjikan pembelaan tegas atas kepentingan Inggris di luar negeri.

Thatcher juga dengan tajam mengkritik penanganan Perdana Menteri James Callaghan yang tidak efektif atas pemogokan buruh yang kacau pada tahun 1978 dan 1979.

Pada bulan Maret 1979, Callaghan dikalahkan oleh mosi tidak percaya, dan pada 3 Mei 1979, pemilihan umum memberi jalan bagi Partai Konservatif pimpinan Thatcher mendulang status mayoritas di Parlemen --menjadikan perempuan yang kemudian populer berjuluk 'the Iron Lady' itu menjadi Perdana Menteri de facto.

Setelah resmi disumpah pada hari berikutnya, PM Thatcher segera mulai membongkar sosialisme di Inggris. Dia memprivatisasi banyak industri, mengurangi pengeluaran pemerintah, dan secara bertahap mengurangi hak-hak serikat pekerja.

3 dari 4 halaman

Masa Jabatan Kedua

Pada tahun 1983, meskipun angka pengangguran terburuk selama setengah dekade, Thatcher terpilih kembali untuk masa jabatan kedua, sebagian besar berkat kemenangan Inggris yang menentukan dalam Perang Falklands 1982 dengan Argentina.

Dalam urusan luar negeri lainnya, the Iron Lady memimpin pembentukan teratur Zimbabwe independen (sebelumnya Rhodesia) pada tahun 1980 dan mengambil sikap keras terhadap separatis Irlandia di Irlandia Utara.

Pada Oktober 1984, sebuah bom Tentara Republik Irlandia (IRA) meledak di konferensi Partai Konservatif di Brighton. Perdana menteri lolos dari bahaya.

4 dari 4 halaman

Masa Jabatan Ketiga dan Memudarnya Thatcher

Pada tahun 1987, kenaikan ekonomi Inggris menyebabkan pemilihannya untuk masa jabatan ketiga, tetapi Thatcher segera mengasingkan beberapa anggota partainya sendiri karena kebijakan pajak dan penentangannya terhadap integrasi Inggris lebih jauh ke dalam Komunitas Eropa.

Pada November 1990, ia gagal menerima suara mayoritas dalam pemilihan tahunan Partai Konservatif untuk memilih seorang pemimpin. Dia menarik nominasinya, dan John Major, kanselir Menteri Keuangan sejak 1989, terpilih sebagai pemimpin Konservatif.

Pada 28 November, Thatcher mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan digantikan oleh John Major. Tiga masa jabatan Thatcher berturut-turut menandai masa jabatan terpanjang seorang perdana menteri Inggris sejak 1827. Pada tahun 1992, ia diangkat menjadi baroness dan duduk di House of Lords.

Pada tahun-tahun berikutnya, Thatcher bekerja sebagai konsultan, bertugas sebagai kanselir dari Universitas William dan Mary dan menulis memoarnya, serta buku-buku lain tentang politik.

Thatcher terus bekerja dengan the Thatcher Foundation, yayasan yang dia ciptakan untuk menumbuhkan cita-cita demokrasi, perdagangan bebas, dan kerja sama antar negara. Meskipun dia berhenti muncul di depan umum setelah menderita serangkaian stroke ringan di awal 2000-an, pengaruhnya tetap kuat.

Pada tahun 2011, mantan perdana menteri menjadi subjek film biografi pemenang penghargaan (dan kontroversial), "The Iron Lady," yang menggambarkan kebangkitan dan kejatuhan politiknya.

Margaret Thatcher meninggal pada 8 April 2013, pada usia 87 tahun.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.