Sukses

Donald Trump Dicurigai Tunda Pilpres AS Akibat Virus Corona COVID-19

Akankah Presiden AS Donald Trump mencari kesempatan untuk menunda Pilpres AS tahun ini?

Liputan6.com, Washington, D.C. - Tak terasa Donald Trump akan segera menyelesaikan jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat. Miliarder Donald Trump terpilih menjadi presiden pada 2016 lalu usai mengalahkan Hillary Clinton. 

Pencapaian terbaik Presiden Trump berada di sektor ekonomi dan bisnis. Ekonomi AS tetap kuat meski ada perang dagang, dan angka pengangguran turun drastis.

Sayangnya, capaian itu diintervensi oleh penyebaran Virus Corona (COVID-19). Proses pilpres AS tahun ini juga menjadi pertanyaan. 

Dilansir VOA Indonesia, Sabtu (25/4/2020), Joe Biden, yang diprediksi menjadi calon presiden Partai Demokrat, memprediksi Presiden AS Donald Trump akan berusaha menunda pemilu bulan November dalam usaha meraih kemenangan.

"Ingat kata-kata saya. Saya kira, ia akan berusaha menunda pemilu. Ia akan mencari alasan mengapa itu tidak bisa dilangsungkan,“ kata Biden, Kamis malam (23/4), dalam sebuah acara penggalangan dana yang dilangsungkan secara daring.

Mantan wakil presiden berusia 77 tahun itu mengatakan, menunda pemilu merupakan satu-satunya cara yang dikira Trump akan memungkinkannya menang.

Banyak pengamat mengatakan, enam bulan sebelum para pemilih memberikan suara mereka di TPS-TPS, pikiran Trump sudah terarah pada pemilu. Namun dengan wabah Virus Corona yang masih merebak, serta jumlah orang yang kehilangan pekerjaan meningkat hingga 26,4 juta, peluang Trump untuk menang kemungkinan menipis.

Sebagaimana diungkapkan Reuters, Biden mengatakan, ancaman Trump untuk memveto dana darurat untuk Dinas Pos AS (USPS) merupakan contoh dari niat presiden untuk melakukan apa yang bisa dilakukannya untuk mempersulit warga AS memberikan suara mereka

Sementara banyak pihak masih menilai pemilihan lewat pos dan pemilihan dini (absentee ballot) sebagai metoda ideal untuk melangsungkan pesta demokrasi sekaligus membatasi penyebaran virus corona, Trump bersikeras mengatakan, cara-cara itu berpotensi diwarnai penipuan.

Trump yang berusia 73 tahun, belakangan ini banyak dikecam karena menggunakan penjelasan hariannya di Gedung Putih terkait Virus Corona sebagai kegiatan kampanye untuk membangkitkan semangat para pendukungnya, dan menyerang saingannya, Biden, yang saat ini terpaksa mengurung diri di rumah karena kebijakan pembatasan sosial.

"Ada seorang pengantuk mengurung diri di lantai dasar rumahnya namun mendapat perhatian pers. Dia tidak mau berdebat karena COVID,“ kata Trump, Kamis, mengolok-olok Biden dalam sebuah konferensi pers.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Protes Trump ke WHO

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai terbuka menunjukan rasa kesalnya terhadap Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Tindakan WHO ketika awal penyebaran Virus Corona COVID-19 dianggap mengecewakan dan hasilnya banyak korban berjatuhan. 

Salah satu yang disorot Trump adalah ketika WHO menyebut Virus Corona tidak menular antarmanusia. WHO juga dinilai terlalu percaya dengan data pasien dari China yang kini dianggap mencurigakan. 

"WHO mendorong misinformasi China bahwa tentang virusnya, menyebut tidak menular, dan tidak dibutuhkan travel ban," ujar Trump dalam konferensi pers harian Gedung Putih pada pertengahan April kemarin.

"Ketergantungan WHO pada informasi China kemungkinan menambah 20 kali penambahan kasus di dunia dan mungkin lebih dari itu," ujar Donald Trump yang sudah dua kali tes Virus Corona. 

Selain itu, Trump mengaku mendapat tekanan dari WHO ketika memutuskan larangan perjalan atau travel ban terhadap China. WHO memang sempat menolak travel ban yang dilakukan berbagai negara, argumen WHO kemudian dipakai China terhadap negara yang melakukan travel ban

Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih, Dr. Deborah Birx juga pernah mempertanyakan data dari China ketika Virus Corona pertama muncul. Birx menduga data yang disajikan tidak lengkap. Badan intelijen AS mengungkap rasa curiga yang sama. 

Trump lantas menyalahkan WHO atas kerugian ekonomi dan kesehatan yang akibat Virus Corona. Alokasi anggaran AS untuk WHO juga disetop. Trump turut menantikan adanya reformasi di WHO.

"Kita melihat di seluruh dunia, ada banyak kematian dan kehancuran ekonomi karena mereka yang ditugasi kita untuk melindungi kita dengan cara jujur dan transparan gagal melakukannya," pungkas Trump.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.