Sukses

Gelombang Kedua Virus Corona COVID-19 di AS Diprediksi Lebih Mengerikan

Gelombang kedua penyebaran Virus Corona COVID-19 diperkirakan melanda AS pada musim dingin mendatang dan bisa lebih parah dari sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperingatkan adanya ancaman gelombang kedua penyebaran Virus Corona COVID-19 di Amerika Serikat. Ancaman itu diprediksi lebih mengerikan dari sebaran COVID-19 gelombang pertama karena terjadi pada musim dingin yang bertepatan dengan dimulainya musim penyakit flu. 

Direktur CDC Robert Redfield mengatakan kepada Washington Post, "Ada kemungkinan bahwa serangan virus di AS pada musim dingin mendatang sebenarnya akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui."

Ketika pandemi saat ini sedang berada di ujungnya, seperti yang ditunjukkan dengan penurunan baru-baru ini dalam tingkat rawat inap dan indikator lainnya, pihak berwenang perlu mempersiapkan kemungkinan kebangkitan Virus Corona di bulan-bulan mendatang.

Robert mengatakan, epidemi flu dan Virus Corona akan dialami pada saat yang bersamaan, dan kombinasi itu akan membuat tekanan yang lebih besar pada sistem perawatan kesehatan negara daripada gelombang pertama, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu (22/4/2020). 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembatasan Jarak Fisik Tetap Penting

Robert Redfield menekankan pentingnya seseorang untuk terus mempraktikkan jarak fisik antara satu sama lain, bahkan ketika lockdown secara bertahap berkurang. 

Pada saat yang sama, otoritas kesehatan masyarakat harus meningkatkan sistem pengujian untuk mengidentifikasi mereka yang terinfeksi dan untuk menemukan interaksi pribadi yang dekat melalui penelusuran kontak, kata Robert. 

Ketika warga AS menyerukan agar negara dibebaskan dari pembatasan karena Corona COVID-19, seperti yang disarankan juga oleh Presiden Donald Trump di Twitter, hal itu dikatakan oleh Robert tidak membantu. 

Untuk membangun jaringan pelacakan kontak nasional, sebagai kunci untuk mencegah kasus dan diagnosis baru dari tumbuh menjadi wabah besar, adalah tantangan besar karena sangat padat karya, membutuhkan tenaga kerja yang dari beberapa perkiraan sebanyak 300.000 personel.

CDC dikatakan Robert sedang berdiskusi dengan para pejabat negara tentang kemungkinan mendaftar dan melatih para pekerja dari Biro Sensus AS, dan sukarelawan dari Peace Corps dan AmeriCorps, untuk membuat kontak baru yang melacak kontak tenaga kerja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.