Sukses

Australia Ingin Lacak Asal Muasal Virus Corona COVID-19, China Gusar

China tak terima dengan pemerintah Australia yang ingin menelusuri asal muasal Virus Corona (COVID-19).

Canberra - Pemerintah Australia menggagas adanya investigas internasional terkait asal-usul Virus Corona (COVID-19). Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne bahkan meminta dibentuk komisi penyelidikan.

Ide dari Payne mendapat sambutan dingin dari China. Australia dituding menari di atas genderang negara lain.

Dilaporkan ABC Australia, Selasa (21/4/2020), Usulan itu Menlu Payne kemukakan karena pihaknya tidak yakin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan menggelar penyelidikan atas persoalan ini.

Menurut Payne, penyelidikan semacam itu akan membutuhkan kerjasama internasional.

"Hal ini membutuhkan dukungan banyak pihak dan negara untuk bersama-sama mendorong transparansi dan memastikan bahwa adanya mekanisme penyelidikan yang bisa dipercaya," paparnya.

Partai Buruh Australia yang beroposisi telah menyatakan dukungannya dan mendesak pemerintah untuk secara aktif mencari dukungan dari negara-negara lain.

"Mengingat Menlu telah menyampaikan hal ini, maka kami mendukung, jangan hanya disampaikan dalam wawancara," ujar jubir oposisi Chris Bowen.

Menlu Payne menolak untuk menjelaskan apakah dia mempercayai China atas penanganan pandemi Virus Corona

"Saya mempercayai China dalam hal kerjasama yang perlu kita lakukan bersama," katanya.

"Soal virus corona adalah urusan untuk diselidiki secara independen. Kita perlu melakukan hal itu. Faktanya, Australia akan tetap mendorong hal itu," tambah Menlu Payne.

Sebelumnya, Perdana Menteri Scott Morrison mengkritik WHO dan kini pihaknya mengkaji keterlibatan mereka dengan WHO.

Namun Perdana Menteri Australia, Morrison mengakui WHO telah merespons permintaan bantuan dari nega-negara Pasifik setelah akibat virus corona, selain wabah penyakit lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Komentar PM Morrison disampaikan menyusul ancaman Amerika Serikat menarik dana bagi WHO, setelah Presiden Donald Trump menuding organisasi itu "mempromosikan disinformasi yang dilakukan China" terkait virus tersebut.

WHO menyatakan pihaknya menyesalkan keputusan Trump dan menyerukan negara-negara lain untuk bersama-sama mengatasi pandemi.

Amerika Serikat adalah donor terbesar WHO, dengan nilai lebih dari US$400 juta pada tahun 2019, atau sekitar 15 persen dari anggaran tahunan WHO. Presiden AS Donald Trump resmi membekukan donor tersebut karena kecewa dengan cara WHO menangani Virus Corona. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China Sesalkan Ide Australia

Menanggapi permintaan Australia, Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang menyebut pertanyaan Australia tentang bagaimana Beijing menangani COVID-19 sama sekali tidak berdasar.

Ia menyatakan segala langkah yang dilakukan China itu terbuka dan transparan. 

Menlu Shuang mendesak Australia agar bisa melihat permasalahan ini secara obyektif, ilmiah dan teliti.

"Kami mengharapkan Australia akan berbuat lebih banyak untuk memperdalam hubungan China-Australia, meningkatkan rasa saling percaya, dan membantu pencegahan dan pengendalian epidemi di kedua negara," kata Geng Shuang.

"Bukannya menari-nari mengikuti irama gendang yang ditabuh oleh negara tertentu untuk merusak situasi," katanya.

Hingga hari Senin, pihak berwenang China melaporkan adanya 82.747 kasus positif, dengan jumlah korban meninggal tetap 4.632 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.