Sukses

Mirip AS, Prancis Mulai Curiga China Tutupi Fakta Soal Pandemi Corona COVID-19

Presiden Prancis Emmanuel Macron memiliki kecurigaan bahwa China tidak sepenuhnya terbuka soal data tentang Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Prancis - Presiden Prancis Emmanuel Macron mempertanyakan penanganan China terhadap pandemi Virus Corona COVID-19. Ia juga mengatakan bahwa ada hal-hal yang "terjadi tanpa kita ketahui".

Macron mengatakan kepada Financial Times bahwa "naif" untuk menyarankan bahwa China telah menangani krisis dengan lebih baik, seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/4/2020).

Ditanya apakah tanggapan otoriter China untuk mengendalikan wabah telah mengungkapkan kelemahan demokrasi Barat, Macron mengatakan kepada FT bahwa tidak ada perbandingan antara masyarakat terbuka dan masyarakat di mana kebenaran ditekan.

"Mengingat perbedaan-perbedaan ini, pilihan yang dibuat dan seperti apa China hari ini, yang saya hormati, jangan terlalu naif dengan mengatakan sudah jauh lebih baik dalam menangani ini," katanya.

"Kami tidak tahu. Jelas ada hal-hal yang terjadi yang tidak kami ketahui."

Dia mengatakan bahwa meninggalkan kebebasan untuk memerangi pandemi akan mengancam demokrasi Barat.

"Kami tidak bisa menerima itu. Anda tidak dapat meninggalkan DNA fundamental Anda dengan alasan bahwa ada krisis kesehatan."

Kejadian ini mengikuti pertikaian yang dipicu oleh sebuah artikel di situs kedutaan besar China yang mengatakan negara-negara Barat telah meninggalkan orang tua itu untuk meninggal di rumah perawatan.

Kementerian luar negeri pun kemudian memanggil duta besar China untuk "menyatakan ketidaksetujuan".

China menolak pertikaian itu sebagai "kesalahpahaman". Juru bicara pemerintah Zhao Lijian mengatakan China tidak pernah membuat komentar negatif tentang bagaimana Prancis mengatasi epidemi "dan tidak memiliki niat untuk membuat" hal demikian.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Serupa

Selain Macron, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan pada konferensi pers pada hari Kamis bahwa "pertanyaan-pertanyaan sulit" akan ditanyakan tentang bagaimana wabah itu dimulai "dan bagaimana itu tidak bisa dihentikan sebelumnya".

Dia mengatakan harus ada "penyelaman mendalam" tentang bagaimana virus itu dapat menyebar dari China dan mengatakan itu tidak bisa "terjadi seperti biasa" setelah krisis.

Presiden AS Donald Trump juga mengambil garis keras terhadap China.

Pada hari Rabu, ketika ditanya mengapa AS menyumbang proporsi kematian global lebih dari 137.000, ia menuduh negara-negara lain berbohong tentang tingkat kematian mereka.

"Apakah ada yang benar-benar percaya jumlah beberapa negara ini?" katanya, sambil menyebut China.

Dia mengatakan AS sedang mencari laporan yang belum diverifikasi bahwa Virus Corona baru mungkin muncul dari laboratorium di Wuhan daripada di pasar di kota.

"Saya akan bercerita lebih banyak dan lebih banyak lagi, kami akan mendengar ceritanya dan kita akan lihat," kata Trump pada briefing hariannya.

 

3 dari 3 halaman

Dugaan Asal Virus Sebenarnya

Fox News, mengaitkan sumber yang tidak disebutkan namanya, telah menyatakan bahwa Virus Corona baru secara tidak sengaja bocor dari fasilitas Wuhan karena protokol keamanan yang lemah.

Media AS sebelumnya melaporkan bahwa kedutaan besar AS di Beijing telah mengangkat kekhawatiran tentang keselamatan di dua laboratorium di Wuhan dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, tidak ada bukti dalam bentuk apa pun bahwa virus Sars-CoV-2 (yang menyebabkan Covid-19) dirilis secara tidak sengaja dari laboratorium.

Konsensus ilmiah adalah bahwa virus tersebut berasal dari hewan, yang kemungkinan besar berasal dari kelelawar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.