Sukses

Pejabat Kemenkes AS Peringatkan Lonjakan Angka Kematian Akibat Corona COVID-19

AS telah mencatat lebih dari 9.100 kematian dan 321.000 kasus Virus Corona yang dikonfirmasi.

Liputan6.com, New York - Para pejabat tinggi bidang kesehatan di Amerika Serikat memperingatkan rakyat AS bahwa negara tersebut akan menghadapi lonjakan kematian yang mengejutkan dalam sepekan mendatang.

Pasalnya, pandemi Corona COVID-19 terus merajalela di negara itu, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (7/4/2020).

"Sejujurnya, ini akan menjadi pekan tersulit dan tersedih bagi kehidupan warga Amerika," kata Jerome Adams, Kepala Korps Kesehatan Masyarakat AS.

"Ini akan menjadi momen Pearl Harbor kita, momen 9/11 kita, namun tidak terjadi di satu tempat saja. Akan terjadi di seluruh negara."

Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Penyakit Alergi dan Menular Nasional, mengatakan secara terang-terangan di "Face the Nation" CBS, "Ini akan menjadi pekan yang buruk. Ini akan mengejutkan bagi sebagian orang."

AS telah mencatat lebih dari 9.100 kematian dan 321.000 kasus Virus Corona yang dikonfirmasi. Para pejabat memprediksi pada akhirnya 100.000 sampai 240.000 orang bisa meninggal dunia akibat pandemi ini.

Berbagai model mengenai pergerakan virus itu menunjukkan jumlah korban tewas akan meningkat tajam dalam tujuh hingga sembilan hari ke depan.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hampir Seperempat Kasus Virus Corona COVID-19 Dunia Berada di AS

Pada pekan pertama April, total jumlah kasus Virus Corona (COVID-19) sudah hampir menyentuh 1,27 juta di seluruh dunia. Kasus tertinggi berada di Amerika Serikat (AS). 

Dilaporkan VOA Indonesia, hampir 25 persen atau seperempat kasus Virus Corona jenis baru di dunia ada di AS, berdasarkan dari Universitas John Hopkins per hari Minggu kemarin. New York adalah negara bagian yang paling parah dilanda Virus Corona, di mana sejauh ini telah membuat lebih dari 3.500 orang meninggal dunia.

Pakar-pakar kesehatan publik mengatakan situasi itu akan memburuk, tidak hanya bagi New York, tetapi juga bagi seluruh Amerika.

Tetapi New York mencatat sedikit perkembangan positif hari Minggu, termasuk turunnya jumlah pasien baru Virus Corona penyebab penyakit COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Termasuk lebih sedikitnya pasien yang membutuhkan ventilator.

“Tetapi kami menangani hal ini secara sangat serius sekarang, karena menurut data, kami mungkin sedang hampir mendekati puncak, atau bahkan sudah di puncak perebakan sekarang ini,” ujar Gubernur New York Andrew Cuomo hari Minggu. “Kami belum tahu hingga beberapa hari mendatang, apakah akan naik lagi atau justru turun.”

Rumah sakit di Amerika berjuang memberantas Virus Corona jenis baru dengan “persenjataan” yang tidak memadai. Meski mereka telah meminta pasokan ventilator bagi pasien dan alat pelindung yang dipakai dokter dan pekerja medis, untuk mencegah perebakan Virus SARS-CoV-2 antara tim medis dan pasien.

Presiden AS Donald Trump berkata dalam dua pekan pertama April, kasus kematian di negaranya akan memuncak. Kemudian setelah Paskah, Trump berharap kasus Virus Corona jenis baru itu mulai menurun.

Saat ini, AS sedang melaksanakan gerakan social distancing. Masyarakat ditegaskan agar tidak pergi berkumpul, jaga jarak dengan satu sama lain, dan memakai masker. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.