Sukses

Hampir Seperempat Kasus Virus Corona COVID-19 Dunia Berada di AS

Amerika Serikat (AS) memiliki pasien terbanyak pengidap Virus Corona (COVID-19).

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pada pekan pertama April, total jumlah kasus Virus Corona (COVID-19) sudah hampir menyentuh 1,27 juta di seluruh dunia. Kasus tertinggi berada di Amerika Serikat (AS). 

Dilaporkan VOA Indonesia, Senin (6/4/2020), hampir 25 persen atau seperempat kasus Virus Corona jenis baru di dunia ada di AS, berdasarkan dari Universitas John Hopkins per hari Minggu kemarin. New York adalah negara bagian yang paling parah dilanda Virus Corona, di mana sejauh ini telah membuat lebih dari 3.500 orang meninggal dunia.

Pakar-pakar kesehatan publik mengatakan situasi itu akan memburuk, tidak hanya bagi New York, tetapi juga bagi seluruh Amerika.

Tetapi New York mencatat sedikit perkembangan positif hari Minggu, termasuk turunnya jumlah pasien baru Virus Corona penyebab penyakit COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Termasuk lebih sedikitnya pasien yang membutuhkan ventilator.

“Tetapi kami menangani hal ini secara sangat serius sekarang, karena menurut data, kami mungkin sedang hampir mendekati puncak, atau bahkan sudah di puncak perebakan sekarang ini,” ujar Gubernur New York Andrew Cuomo hari Minggu. “Kami belum tahu hingga beberapa hari mendatang, apakah akan naik lagi atau justru turun.”

Rumah sakit di Amerika berjuang memberantas Virus Corona jenis baru dengan “persenjataan” yang tidak memadai. Meski mereka telah meminta pasokan ventilator bagi pasien dan alat pelindung yang dipakai dokter dan pekerja medis, untuk mencegah perebakan Virus SARS-CoV-2 antara tim medis dan pasien.

Presiden AS Donald Trump berkata dalam dua pekan pertama April, kasus kematian di negaranya akan memuncak. Kemudian setelah Paskah, Trump berharap kasus Virus Corona jenis baru itu mulai menurun.

Saat ini, AS sedang melaksanakan gerakan social distancing. Masyarakat ditegaskan agar tidak pergi berkumpul, jaga jarak dengan satu sama lain, dan memakai masker. 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donald Trump Kehilangan Harta hingga Rp 16 Triliun Gara-gara Virus Corona

Wabah Virus Corona (COVID-19) telah banyak mempengaruhi pergerakan ekonomi di berbagai negara besar, termasuk Amerika Serikat (AS). Sebagai contoh, bisnis real estate di Negeri Paman Sam yang terpuruk, dengan saham beberapa perusahaan jatuh rata-rata pada kisaran 37 persen, sejak 1 Maret 2020.

Penurunan serupa menyeret industri perhotelan, properti, hingga bisnis golf. Acuan tersebut membuat sejumlah pakar industri berasumsi bahwa nilai kekayaan pebisnis besar sekaligus orang nomor satu AS, Donald Trump ikut terjun bebas.

Seperti dilansir Forbes, Minggu 5 April 2020,  kekayaan Trump diperkirakan merosot USD 1 miliar (Rp 16 triliun) dari sebesar USD 3,1 miliar (Rp 49,6 triliun) menjadi USD 2,1 miliar (Rp 33,6 triliun). Bahkan, kekayaan bersih Presiden AS ini diprediksi bisa semakin terguncang dalam beberapa waktu ke depan. 

Ini terlihat dari bisnis inti dari usaha Trump, yakni real estate komersial. Sebelum Virus Corona menyerang, sektor usaha itu bernilai sekitar USD 1,9 miliar (Rp 30,4 triliun). Pada 18 Maret 2020, turun menjadi USD 1,2 miliar (Rp 19,2 triliun) lantaran real estate yang disewakannya di Manhattan sepi bak kota hantu.

Kondisi serupa terjadi pada bisnis perumahan, di mana Trump memiliki lebih dari 500 unit residential real estate di seluruh Amerika Serikat. Nilai bisnisnya terpangkas dari USD 235 juta ke USD 148 juta. Situasi lebih parah terjadi pada bisnis perhotelan Trump. Dia mencoba menjual hotelnya di Washington DC, tapi rencana itu kini tertahan. Perusahaan yang dimilikinya juga telah memangkas lebih dari 550 pegawai.

Bisnisnya di sektor ini turun nilai dari USD 107 juta ke USD 38 juta. Dalam sesi konferensi pers di Gedung Putih beberapa waktu lalu, Trump sempat melontarkan pernyataan terkait dampak Virus Corona terhadap bisnisnya.

"Saya sangat kurang bergairah," cetusnya. Omongan itu seakan menggambarkan kondisi bisnis lisensi dan manajemen hotel yang dikelolanya, dimana terpotong dari USD 80 juta ke USD 40 juta. Nasib serupa terjadi pada usaha lapangan golf yang dimilikinya, dimana itu anjlok sekitar 20 persen dari sebelumnya USD 271 juta menjadi USD 217 juta.

Portfolionya di bisnis lapangan golf pun kini bergantung besar pada seberapa lama Virus Corona melemahkan perekonomian. Bagian terbaik dalam performa bisnis Trump justru jatuh pada tumpukan uang tunainya.

Trump telah keluar dari bisnis di pasar saham sejak lama, dan kini ia menyimpan rekening tunai sekitar USD 160 juta secara aman. Hal tersebut mungkin dipandang sebagai investasi buruk beberapa tahun lalu, ketika aktivitas di pasar modal sedang bergairah namun ia malah kehilangan keuntungan. Tapi hari ini, perjudian tersebut berbuah manis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.