Sukses

Kasus Corona COVID-19 AS Tertinggi di Dunia, Trump Yakin Pandemi Segera Berakhir

Presiden Donald Trump menyebutkan bahwa masih ada harapan bagi AS di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, New York - Presiden Donald Trump telah menyatakan harapan bahwa kasus Virus Corona COVID-19 "mereda" di area hotspot AS, dengan mengatakan ia melihat "cahaya di ujung terowongan". Ia begitu yakin ada indikasi masa kesusahan atau kesulitan hampir berakhir.

Pada hari Minggu, New York yang kini menjadi pusat wabah di AS, melaporkan penurunan jumlah infeksi dan kematian baru.

Melansir BBC, Senin (6/4/2020), Trump menggambarkan penurunan itu sebagai "pertanda baik", tetapi sekaligus memperingatkan akan lebih banyak kematian ketika pandemi mendekati "puncaknya" di AS.

"Dalam beberapa hari ke depan, Amerika akan menanggung puncak pandemi ini," kata Trump pada briefing hariannya.

Dia mengatakan lebih banyak tenaga medis dan persediaan, termasuk masker dan ventilator, akan dikirim ke negara-negara bagian yang paling membutuhkan bantuan.

Deborah Birx, seorang anggota gugus tugas Virus Corona COVID-19 kepresidenan, mengatakan situasi di Italia dan Spanyol, di mana infeksi dan kematian telah turun dalam beberapa hari terakhir, dapat "memberi kita harapan tentang apa masa depan kita nantinya".

"Kami berharap minggu depan bahwa kami akan melihat stabilisasi kasus di daerah metropolitan ini di mana wabah dimulai beberapa minggu lalu," kata Dr Birx pada konferensi pers yang sama.

Optimisme dari Dr Birx dan Trump kontras dengan para ahli terkemuka AS lainnya, termasuk penasihat utama Dr Anthony Fauci, yang sebelumnya mengatakan pandangan jangka pendek "sangat buruk".

Sementara itu, ahli bedah umum AS memperingatkan bahwa ini akan menjadi "minggu paling sulit dan paling menyedihkan dalam kehidupan kebanyakan orang Amerika".

"Ini akan menjadi momen Pearl Harbor kami, momen 9/11 kami," kata Jenderal Surgeon Jerome Adams kepada Fox News pada hari Minggu.

AS telah melaporkan 337.274 infeksi yang dikonfirmasi dan 9.619 kematian dari COVID-19. Sejauh ini, AS mendapat penghitungan tertinggi di dunia.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

New York Sebagai Pusat Pandemi di AS

Pada hari Minggu, Gubernur Andrew Cuomo melaporkan 594 kematian baru dengan total keseluruhan 4.159 kematian di New York, negara bagian yang paling parah dihantam oleh virus corona sejauh ini.

Dia mengatakan sekarang ada 122.000 warga New York yang telah terinfeksi. Namun dia menambahkan bahwa hampir 75% pasien yang menjalani rawat inap telah dipulangkan.

Angka pasien yang membutuhkan rumah sakit juga turun untuk pertama kalinya dalam seminggu, dan angkanya pun turun dari hari sebelumnya, katanya.

Ada 630 kematian dilaporkan dalam 24 jam sebelumnya.

"Virus Corona benar-benar ganas dan efektif pada apa yang dilakukan oleh virus," katanya kepada wartawan di Albany, ibukota negara bagian itu.

"Ini pembunuh yang efektif."

Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah New York saat ini sedang mengalami puncaknya. 

Dia juga mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui apakah kasus-kasus akan cepat turun setelah memuncak.

"Para ahli statistik tidak akan memberi Anda jawaban langsung tentang apa pun," katanya membahas soal kurva.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.