Sukses

Hungaria Tolak Kritikan Terhadap Langkah Tegas Pencegahan COVID-19

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyatakan keprihatinannya mengenai situasi di Hungaria.

Liputan6.com, Budapest - Hungaria mengecam kritikan terhadap sejumlah langkah tegasnya terkait pencegahan Virus Corona. Salah satunya yaitu hukuman penjara bagi mereka yang terbukti bersalah menyebarkan disinformasi tentang epidemi atau mengganggu upaya-upaya untuk menahan penyebaran COVID-19.

Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyatakan keprihatinannya mengenai situasi di Hungaria.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (4/4/2020) Von der Leyen mengemukakan, jika langkah-langkah darurat diperlukan dalam mengatasi Virus Corona, maka tindakan itu harus proporsional, harus ditinjau secara teratur dan "tidak boleh berlangsung tanpa batas waktu."

Juru bicara internasional pemerintah Hungaria Zoltan Kovacs menolak sejumlah kekhawatiran terkait undang-undang baru itu dan bersikeras dengan kekuatan Orban yang baru tidak melebihi kekuasaan Presiden Perancis sebagaimana biasanya.

Kovacs memaparkan undang-undang itu disesuaikan dengan kebutuhan khusus Hungaria sekaligus menambahkan adanya "upaya mencari-cari pihak untuk disalahkan dan kampanye kotor yang terkoordinasi di media" terhadap negara tersebut.

Sementara itu, kabinet pimpinan Perdana Menteri Belgia Sophie Wilmes juga diberi wewenang memerintah berdasarkan dekrit tanpa persetujuan parlemen selama enam bulan.

Para anggota parlemen Prancis mengesahkan undang-undang yang meningkatkan kekuatan perdana menteri, sebuah langkah yang dikritik keras oleh Persatuan Hakim dan Liga Hak Asasi Manusia negara itu.

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hungaria dan Slovenia Laporkan Kasus Pertama Virus Corona

Hungaria dan Slovenia melaporkan kasus pertama Virus Corona pada bulan lalu. Dua mahasiswa Iran dan dan pasien ketiga yang baru-baru ini melakukan perjalanan pulang dari Maroko melalui Italia, dinyatakan positif terjangkit Virus Corona.

"Dua pasien telah dibawa ke perawatan medis karena terjangkit Virus Corona," kata Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban dalam pesan video di Facebook.

"Dua mahasiswa Iran yang belajar di Hongaria, saat ini tampak bebas dari gejala, tetapi dipastikan terjangkit," katanya.

Dr. Janos Szlavik di Central Hospital of Southern Pest mengatakan kepada wartawan dalam konferensi pers, kedua pasien mengunjungi keluarga di Iran baru-baru ini dan teman sekamar mereka sedang dikarantina.

Di negara tetangga, Slovenia, Menteri Kesehatan Ales Sabeder mengatakan kepada wartawan, kasus positif Virus Corona pertama yaitu seorang "pasien berusia sekitar 60 tahun yang kembali dari Maroko melalui Italia" beberapa hari lalu.

Lebih dari 90.000 orang telah terjangkit dan sekitar 3.200 meninggal di seluruh dunia karena virus ini, sebagian besar di China, tempat COVID-19 pertama kali muncul akhir tahun lalu.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sejauh ini belum menyatakan virus itu sebagai pandemi, meskipun mengatakan dunia harus bersiap untuk kemungkinan itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.