Sukses

Lapisan Ozon Bumi Membaik, Apa yang Terjadi?

Lapisan ozon di atas Antarktika telah pulih.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik bagi Bumi. Lapisan ozon di atas Antarktika dilaporkan telah pulih begitu banyak, menghentikan banyak perubahan yang mengkhawatirkan di atmosfer belahan bumi selatan.

Sebuah studi baru yang dipublikasikan di Nature menunjukkan Protokol Montreal --perjanjian 1987 untuk berhenti memproduksi zat perusak ozon (ODS)-- telah menjeda, atau bahkan membalikkan, beberapa perubahan yang mengganggu dalam aliran udara di sekitar Belahan Bumi Selatan.

Aliran udara cepat yang dikenal sebagai jet streams telah berputar menuju kutub planet manusia di ketinggian. Sebelum pergantian abad, penipisan ozon telah mendorong jet streams lebih jauh ke selatan dari biasanya, mengubah pola curah hujan dan mempengaruhi arus laut juga.

Kemudian, sekitar satu dekade setelah protokol ditandatangani, migrasi itu tiba-tiba berhenti.

Dengan menggunakan serangkaian model dan simulasi komputer, para peneliti telah menunjukkan bahwa jeda dalam pergerakan ini tidak didorong perubahan angin yang alami saja. Sebaliknya, hanya perubahan dalam ozon yang dapat menjelaskan mengapa jet streams tiba-tiba berhenti.

Dengan kata lain, dampak Protokol Montreal tampaknya telah berhenti, atau bahkan sedikit terbalik, migrasi selatan dari jet streams. Dan untuk sekali ini, itu sebenarnya kabar baik.

Di Australia, misalnya, perubahan pada jet streams telah meningkatkan risiko kekeringan dengan mendorong hujan menjauh dari daerah pesisir. Jika trennya terbalik, hujan itu mungkin kembali.

"Pita cuaca yang membawa daerah dingin kita telah menyempit menuju kutub selatan Bumi, dan itulah sebabnya Australia selatan mengalami penurunan curah hujan selama sekitar 30 tahun terakhir," kata Ian Rae, ahli kimia organik dari University of Melbourne yang sebelumnya tidak terlibat dalam penelitian ini, seperti dikutiap dari Science Alert, Jumat (3/4/2020).

"Jika lapisan ozon pulih, dan sirkulasi bergerak ke utara, itu kabar baik."

 

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Protokol Montreal Adalah Bukti

Sementara perbaikan dalam mengurangi ketergantungan pada BPO telah membuat ozon pulih, tingkat karbon dioksida terus merambat ke atas dan menempatkan semua kemajuan itu dalam risiko.

Pada 2019, lubang ozon Antarktika mencapai puncak tahunan terkecil yang pernah tercatat sejak 1982, tetapi masalahnya tidak terpecahkan, dan catatan ini mungkin ada hubungannya dengan suhu yang luar biasa ringan di lapisan atmosfer itu.

Terlebih lagi, dalam beberapa tahun terakhir, ada lonjakan bahan kimia perusak ozon, yang berasal dari kawasan industri di China.

"Kami menyebutnya 'jeda' karena tren sirkulasi kutub dapat dilanjutkan, tetap datar, atau terbalik," kata ahli kimia atmosfer Antara Banerjee dari University of Colorado Boulder.

"Ini tarik ulur antara efek berlawanan dari pemulihan ozon dan meningkatnya gas rumah kaca yang akan menentukan tren masa depan."

Protokol Montreal adalah bukti bahwa jika kita mengambil tindakan global dan segera, manusia dapat membantu menghentikan sebentar atau bahkan membalikkan beberapa kerusakan yang telah kita mulai. Namun bahkan sekarang, kenaikan yang konstan dalam emisi gas rumah kaca adalah pengingat bahwa satu tindakan seperti itu tidak cukup.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.