Sukses

Diklaim Termuda di Dunia, Bayi 6 Minggu Asal AS Meninggal Akibat Corona COVID-19

Otoritas di Connecticut juga menyampaikan bahwa ini merupakan kematian termuda yang tercatat akibat Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Hartford - Gubernur Negara Bagian Connecticut, Amerika Serikat, mengatakan seorang bayi berusia enam minggu dilaporkan meninggal karena komplikasi terkait Virus Corona COVID-19.

Otoritas di Connecticut juga menyampaikan bahwa ini merupakan kematian termuda yang tercatat akibat virus ini, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (2/4/2020). Sejumlah media bahkan menyebutnya sebagai pasien meninggal termuda di dunia.

"Dari hasil pengujian telah dikonfirmasi bahwa bayi tersebut positif Corona COVID-19," ujar Gubernur Ned Lamont.

"Ini benar-benar memilukan. Kami percaya ini adalah salah satu nyawa termuda akibat Corona COVID-19," katanya.

Pekan lalu pihak berwenang Illinois mengatakan mereka sedang menyelidiki kematian seorang anak berusia kurang dari setahun yang telah dites positif terkena Virus Corona. Menurut media setempat, bayi itu berusia sembilan bulan.

Virus yang menyebar cepat ini telah menyebabkan setidaknya 4.476 kematian di Amerika Serikat. Banyak pihak meyakini bahwa virus ini rentan pada kaum lansia.

Namun demikian, jumlah korban muda semakin hari semakin banyak. Negara bagian New York, yang berbatasan dengan Connecticut, menjadi negara bagian yang paling terdampak, dengan kematian hampir 2.000 orang.

Seorang bayi berusia 9 bulan dengan Virus Corona baru itu juga dilaporkan meninggal di Illinois baru-baru ini.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Warga AS Terpapar Corona COVID-19 Tembus 200 Ribu Orang

Jumlah warga Amerika Serikat yang terpapar Virus Corona COVID-19 per tanggal 1 April 2020 dikonfirmasi melampaui 200 ribu kasus, demikian disampaikan dalam perhitungan Johns Hopkins University.

Negara bagian New York adalah pusat dari perang AS melawan Virus Corona yang sangat mematikan itu.

Dengan setidaknya ada 1.900 kematian tercatat di sana, menurut Gubernur Andrew Cuomo.

Delapan dari 10 orang Amerika sekarang berada di bawah perintah untuk tetap di rumah dari pemerintah negara bagian dan lokal dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus.

Gedung Putih telah menawarkan angka-angka gamblang tentang kemungkinan kematian nasional, dengan mengatakan bahwa sebanyak 240.000 orang Amerika bisa mati, bahkan dengan langkah-langkah mitigasi yang berlaku.

Donald Trump mengatakan AS akan berada dalam posisi yang sangat baik, ketika puncak perebakan Virus Corona COVID-19 muncul di negaranya. Hal ini ia sampaikan lantaran AS sedang memproduksi ventilator guna menangani pasien.

Melansir laman BBC, Presiden AS mengatakan sekarang ada setidaknya 10 perusahaan yang membuat ventilator, peralatan utama untuk merawat pasien yang sakit kritis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.