Sukses

Angka Infeksi Corona COVID-19 Baru Menurun, Lockdown di Italia Bakal Diperpanjang

Status lockdown di Italia akan terus diperpanjang meski terjadi penurunan baru terlihat di tahap awal.

Liputan6.com, Roma - Pemerintah Italia, pada Senin 30 Maret mengatakan akan memperpanjang langkah-langkah penutupan nasional atau lockdown akibat pandemi Virus Corona COVID-19, yang seharusnya akan berakhir pada hari Jumat, setidaknya sampai musim Paskah pada bulan April, karena jumlah infeksi baru menurun.

"Evaluasi itu untuk memperpanjang semua langkah penahanan setidaknya sampai Paskah. Pemerintah akan bergerak ke arah ini," kata Menteri Kesehatan Roberto Speranza dalam sebuah pernyataan.

Menurut laporan Channel News Asia, Senin (31/3/2020), Kementerian Kesehatan tidak memberikan tanggal pasti untuk akhir baru dari lockdown itu. Tetapi ia mengatakan akan ada undang-undang yang diusulkan pemerintah. 

Status lockdown telah berlangsung selama tiga minggu, dengan sebagian besar toko, bar, restoran tutup dan orang-orang dilarang meninggalkan rumah mereka kecuali untuk kebutuhan paling penting. 

Italia, yang merupakan negara yang paling terpukul di dunia dalam hal jumlah kematian dan menyumbang lebih dari sepertiga dari semua kematian global, melihat jumlah kematian totalnya meningkat menjadi 11.591 sejak wabah itu muncul di wilayah utara pada 21 Februari.

Korban tewas telah meningkat sebanyak 812 dalam 24 jam terakhir, menurut laporan Badan Perlindungan Sipil. Angka tersebut membalikkan penurunan yang terjadi selama dua hari terakhir, meskipun jumlah kasus baru naik hanya 4.050, kenaikan terendah sejak 17 Maret, mencapai total 101.739.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Status Lockdown Bisa Dicabut Asal Kasus Terus Turun

Lombardy, yang berpusat di ibukota keuangan Italia Milan, menyumbang hampir 60 persen dari total kematian di Italia dan sekitar 40 persen kasus.

Pihak pemerintah wilayah Fontana mengatakan pembatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pergerakan, pertemuan, dan aktivitas bisnis mencegah peningkatan kasus secara eksponensial, dan perlu dipertahankan.

"Kami berada di jalur yang benar, kami mempertahankan garis (grafik) yang tidak menanjak, tetapi juga tidak menurun," katanya.

Kepala lembaga kesehatan nasional, Silvio Brusaferro, yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang cara menangani krisis, juga mengatakan bahwa agar pembatasan dapat dikurangi, "jumlah kasus baru harus turun secara signifikan."

"Yang pasti pembukaan kembali akan terjadi secara bertahap ... kami bahkan mempertimbangkan gagasan Inggris tentang 'berhenti dan pergi', yang membayangkan membuka wilayah untuk jangka waktu tertentu dan kemudian menutupnya lagi," katanya kepada harian La Repubblica.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.