Sukses

Virus Corona COVID-19 Picu 1 Orang di Iran Meninggal Setiap 10 Menit

Kepala humas dan pusat informasi Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, mengatakan Virus Corona COVID-19 menginfeksi 50 orang Iran setiap jam.

Liputan6.com, Teheran - Virus Corona COVID-19 menginfeksi 50 orang Iran setiap jam. Kepala humas dan pusat informasi Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, memberikan laporan itu melalui pesan di akun Twitter miliknya.

"Dan virus mematikan itu membunuh 1 orang Iran setiap 10 menit," Jahanpour menambahkan seperti dikutip dari media negeri itu, IRNA, Jumat (20/3/2020).

Terkait hal tersebut, pejabat Iran itu meminta orang-orang untuk tinggal di rumah. Tujuannya agar tetap aman dan mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19 meluas.

Virus Corona COVID-19 yang menyebar dari Wuhan, China, pada Desember 2019 telah mempengaruhi ribuan orang di hampir seluruh dunia. Lebih dari 8.000 orang telah meninggal akibat terinfeksi.

Per Jumat pukul 12.00 WIB, 18.361 orang di Iran terinfeksi Virus Corona COVID-19. Menewaskan 1.284 orang, sementara 5.979 pasiennya sembuh.

Iran telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dan mengendalikan Virus Corona COVID-19 yang menyebar dan menginfeksi sebagian besar dunia saat ini.

Banyak pejabat Iran telah menggarisbawahi dampak sanksi AS yang menghambat kedatangan dan pembelian peralatan medis dan obat-obatan pada sistem perawatan kesehatan Iran.

Saksikan juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Iran Temukan Obat, Pasien Sembuh Parsial

Sebelumnya, Iran telah menemukan obat untuk menyembuhkan penyakit akibat Virus Corona COVID-19.

Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan, pengujian obat buatan dalam negeri telah berhasil mengobati gejala pada sejumlah kasus Virus Corona COVID-19 dengan kondisi parah.

Pengujian obat imunomodulator yang disebut Actemra terhadap para pasien yang terinfeksi Virus Corona berhasil memulihkan mereka secara parsial, kata Kepala Hubungan Masyarakat dan Pusat Informasi Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran Iran, Kianush Jahanpur, seperti dilaporkan harian Tehran Times, yang dilansir Xinhua, Kamis (12/3/2020).

Gejala-gejala tersebut menurun 48 jam setelah pasien Virus Corona mengonsumsi Actemra, lanjut Jahanpur, seraya menambahkan bahwa hasil itu ditemukan dalam proses pemindaian.

Selengkapnya di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.