Sukses

Kota Kecil di Italia Ini Bebas Corona COVID-19 dalam Hitungan Minggu, Ini Jurusnya

Bagaimana sebuah kota kecil di Italia memotong kasus Coronavirus menjadi nol hanya dalam beberapa minggu?

Liputan6.com, Roma - Sebuah kota kecil di Italia sepertinya telah secara drastis mengurangi infeksi Virus Corona COVID-19. Dilaporkan sudah nol kasus pada pekan lalu, setelah menerapkan taktik agresif untuk menghentikan penyebaran, menurut laporan berita.

Menurut The Straits Times, yang dikutip Kamis (19/3/2020), kota itu adalah Vo Euganeo yang terletak di utara Italia. Kasus pertama COVID-19 terdekteksi pada minggu ketiga Februari. Kemudian wilayah itu merupakan tempat kematian pertama Italia akibat Virus Corona baru pada 21 Februari.

Setelah terjadi kematian, Kota Vo Euganeo lockdown, dan semua orang, sekitar 3.300 penduduk, dites Virus Corona COVID-19, menurut Sky News.

Pengujian massal terkait Virus Corona COVID-19 ini mengungkapkan bahwa sekitar 3% penduduk terinfeksi virus. Dari jumlah ini, sekitar setengahnya tidak menunjukkan gejala, menurut ProMarket, blog Stigler Center di School of Business Booth University of Chicago.

Setelah dua pekan lockdown dan karantina, hanya 0,25% penduduk yang terinfeksi Virus Corona COVID-19. Kota ini mengisolasi beberapa kasus terakhir dan sejak itu dibuka kembali.

Saksikan juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Petugas Medis Tertular

Ketika kasus Virus Corona COVID-19 melonjak dan kematian melonjak di Italia, angka-angka baru menunjukkan tingkat penularan yang "sangat besar" di antara personel medis negara itu.

Setidaknya 2.629 petugas kesehatan telah terinfeksi oleh Virus Corona sejak awal wabah pada bulan Februari, mewakili lebih dari delapan persen dari total kasus, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Rabu oleh Gruppo Italiano per la Medicina Basata sulle Evidenze atau GIMBE, Grup Italia untuk Kedokteran Berbasis Bukti.

Menurut laporan Al Jazeera, Kamis (19/3/2020), data tersebut pun kemudian mengejutkan negara Italia. 

"Kami mengekstraksi nomor ini dari data yang disediakan oleh National Health Institute," ujar Direktur GIMBE Nino Cartabellotta, seorang ahli kesehatan masyarakat, mengatakan kepada Al Jazeera.

 

"Angka-angka mengenai penularan di antara dokter, perawat dan profesional kesehatan umum telah mulai diungkapkan pada 11 Maret. Ratusan kasus baru telah dicatat setiap hari sejak itu. Tetapi tenaga medis di garis depan harus menjadi orang pertama yang dilindungi."

Cartabellotta mengatakan bahwa jumlah sebenarnya kemungkinan akan lebih tinggi karena petugas kesehatan tidak selalu diuji dan langkah-langkah perlindungan di rumah sakit tidak memadai.

Di sana, cenderung banyak pasien Virus Corona COVID-19 yang masih hanya menggunakan masker wajah bedah tanpa filter pelindung yang tepat untuk melindungi mereka dari penularan.

Persentase petugas kesehatan yang terinfeksi di Italia hampir dua kali lipat dari jumlah yang terdaftar di seluruh epidemi di China, di mana lebih dari 3.200 telah meninggal.

Menurut angka yang dipublikasikan di JAMA Network Open, sebuah situs medis online dari Journal of American Medical Association, staf medis yang terinfeksi di China membentuk 3,8 persen dari total kasus, dengan hanya lima kematian. Lebih dari 60 persen staf medis yang terinfeksi terdaftar dalam pusat pandemi, Wuhan.

Angka tersebut menunjukkan perbandingan signifikan yang terjadi di China dan Italia saat ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.