Sukses

Pusat Pandemi Corona COVID-19 Beralih ke Barat, Kini Giliran China Bantu Uni Eropa

Pemerintah China mengirimkan bantuan alat uji Virus Corona COVID-19, seiring pusat pandemi kini beralih ke negara-negara Barat.

Liputan6.com, Brussels - China akan mengirim bantuan berupa 2,2 juta masker dan 50.000 alat uji ke Uni Eropa untuk mengatasi penyebaran Virus Corona COVID-19. Hal ini dilakukan sebagai balasan bantuan serupa yang diberikan Eropa ketika Beijing berada di pusat pandemi, kata kepala eksekutif blok itu, Rabu 18 Maret.

Seperti dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (19/3/2020), dukungan dari China tepat waktu karena Uni Eropa tidak dapat menemukan masker dan kacamata pelindung dalam upaya pengadaan bersama yang diluncurkan awal bulan ini.

 "China tidak lupa bahwa pada Januari lalu, ketika China menjadi pusat penyebaran virus, Uni Eropa membantu," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam pesan video di Twitter, mengingat bahwa Uni Eropa menyumbang 50 ton peralatan pelindung pada bulan itu.

"Hari ini kami menjadi pusat pandemi Virus Corona COVID-19 dan kami membutuhkan alat pelindung diri. Kami sedang meningkatkan peringkat produksi kami ... tetapi ini membutuhkan beberapa minggu dan sementara itu kami berterima kasih atas dukungan dari China."

Ursula von der Leyen mengatakan dia telah berbicara dengan Perdana Menteri China Li Keqiang, yang mengatakan China dapat mengirimkan 200.000 masker N95, dua juta masker bedah dan 50.000 kit uji ke Eropa segera.

Sebelum janji Li, Uni Eropa tidak menerima penawaran dari produsen manapun setelah meluncurkan seruan kebutuhan untuk membeli masker dan kacamata.

Hal itu lantaran produsen yang sebagian besar berbasis di China dan negara-negara Asia lainnya, juga menghadapi permintaan yang melonjak dari seluruh dunia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Penuhi Alat Perlindungan Kesehatan

Uni Eropa kini sedang menilai penawaran untuk sarung tangan dan peralatan perlindungan tubuh, dan juga berencana untuk membeli ventilator dan peralatan laboratorium, termasuk peralatan pengujian.

Dari 27 negara Uni Eropa, 25 di antaranya telah bergabung dalam upaya pengadaan bersama untuk peralatan pelindung, yang dimaksudkan untuk memfasilitasi pembelian, menurunkan harga dan menghindari persaingan berbahaya di antara negara-negara anggota.

Namun, banyak juga yang mencoba untuk mendapatkan alat pelindung sendiri dan minggu lalu China mengirim masker ke Italia, negara Eropa yang paling terpukul oleh virus.

Komisi mengatakan telah membujuk Prancis dan Jerman untuk mencabut pembatasan ekspor yang mereka berikan pada alat pelindung yang diproduksi oleh produsen yang berbasis di wilayah mereka, dalam sebuah langkah yang bertujuan mencegah kemungkinan kekurangan di seluruh blok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.