Sukses

Filipina Lockdown Total Sebulan, Bagaimana Kondisinya?

Filipina melakukan lockdown di Pulau Luzon. Apakah seperti di Wuhan dan Italia?

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menerapkan lockdown selama satu bulan di Pulau Luzon akibat imbas Virus Corona COVID-19. Kebijakan ini bernama enhanced community quarantine (atau CQ).

"Itu berarti benar-benar lockdown atau lockdown total," ujar juru bicara Duterte, Salvador Panelo, seperti dikutip ABS-CBN, Senin 16 Maret.

Panelo berkata dengan kebijakan lockdown ini maka masyarakat harus secara ketat dikarantina di rumah dan tidak boleh ada yang berpergian. Aktivitas kerja disebut akan disetop, dan makanan pun rencananya akan dikirim ke rumah-rumah. 

Kebijakan baru diumumkan hari ini dan akan terlaksana hingga 12 April mendatang. Namun, warga di Manila menyebut gerakan masyarakat masih bebas kecuali pada jam malam.

"Kita harus tetap di rumah karena pekerjaan akan ditangguhkan. Akan ada penangguhan kerja," ujar Panelo yang meminta pemerintah lokal memastikan agar tak ada panic buying. 

KBRI Manila berkata situasi di Filipina tidak seperti di Italia atau Wuhan. Orang-orang masih bisa bergerak dengan mengikuti aturan tertentu.

"Grocery Stores tetap buka, sedangkan mall tutup mulai besok. Jam malam diberlakukan 20.00-05.00. Sebelum jam 20.00 masih oke," ujar Bagian Penerangan Humas dan Media KBRI Manila, Agus Buana kepada Liputan6.com, Selasa (17/3/2020).

Jam operasional KBRI Manila berubah menjadi  09.30-15.30, selain itu pegawai yang rumahnya jauh disarankan kerja dari rumah saja. 

Sebelum ini, tak ada negara di Asia Tenggara yang menerapkan lockdown. Warga Manila kini tidak bisa leluasa pergi dan keluar kota. 

"Kami tidak bisa meninggalkan Metro Manila, tetapi kita bisa membeli perlengkapan sehari-hari. Dan social distancing wajib. " ujar Nico Carlo, seorang software engineer di Manila. 

Ada kantor-kantor yang menerapkan pulang lebih awal, tetapi transportasi umum menjadi penuh karena orang-orang ingin segera pulang. Alhasil, social distancing jadi tak bisa diterapkan.

"Social distancing membutuhkan banyak ruang," ujar Nico. "Oleh karena banyaknya penumpang, orang-orang tak bisa menerapkan social distancing karena semuanya buru-buru ingin pulang," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Polisi dan Tentara Jaga Checkpoint

Pemerintah Duterte menyebut pasukan berseragam dilibatkan aktif pada karantina selama sebulan ini. Warga lokal menyebut petugas berjaga di titik-titik tertentu.

"Ada polisi dan militer di checkpoint," jelas Nico.

Hal serupa dijelaskan oleh KBRI Manila. Sarana-sarana transportasi disebut dijaga ketat. 

"Pada penerapan Community Quarantine (CQ) terlihat sedikit lengang, namun terjadi antrean dan penumpukan di semua pintu masuk (checkpoints) ke Metro Manila dan tempat pemberhentian transportasi umum, yang dijaga ketat oleh polisi dan tentara," jelas Agus Buana. 

Hingga Senin sore, ada 140 positif Virus Corona di Filipina, dengan 93 kasus di Metro Manila. Sebanyak 12 orang meninggal dan dua orang sembuh. WNI dilaporkan masih aman dari virus ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.