Sukses

Hong Kong Bantah Tuduhan Perbudakan Tahanan Pembuat Masker

Pemerintah Hong Kong menanggapi tuduhan atas perbudakan terhadap tahanan yang ditugaskan untuk membuat masker di tengah tingginya permintaan publik untuk mencegah Virus Corona.

Liputan6.com, Hong Kong - Otoritas penjara Hong Kong menolak kritik atas "perbudakan modern" pada Selasa 10 Maret ketika narapidana wanita mulai bekerja pada shift malam untuk menghasilkan jutaan masker wajah setelah coronavirus yang menyebar cepat memicu kekurangan.

Melansir Channel News Asia, Rabu (11/3/2020), salah satu narapidana di penjara Lo Wu telah mengeluhkan kesehatan mereka dan upah rendah setelah produksi bulanan untuk lembaga pemerintah berlipat ganda menjadi 2,5 juta topeng di tengah meningkatnya permintaan, kata anggota parlemen Shiu Ka-chun yang bertemu dengan para tahanan.

"Ini adalah eksploitasi dan bentuk lain dari perbudakan modern," kata Shiu, seorang mantan pekerja sosial yang telah berkampanye untuk hak-hak tahanan.

Pejabat penjara pun tetap mempertahankan pernyataan itu pada hari Selasa.

"Semua orang dalam tahanan yang berpartisipasi dalam shift malam secara sukarela," kata juru bicara Departemen Layanan Pemasyarakatan Hong Kong, yang mengawasi penjara.

"Jika mereka mendapati diri mereka tidak dapat beradaptasi dengan pekerjaan shift malam, mereka dapat mendekati manajemen kapan saja," katanya kepada Thomson Reuters Foundation dalam komentar melalui email.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Layak

Dengan produksi selama 24 jam, tahanan wanita yang sering bekerja pada shift malam, mendapat sekitar HK $ 800 (US $ 103) per bulan, kata Shiu, yang katanya dibandingkan dengan upah minimum Hong Kong sebesar HK $ 37,50 per jam.

"Ini bukan pembayaran insentif, ini disinsentif," kata Shiu, seorang buruh penjara ketika ia dipenjara selama lima bulan tahun lalu karena perannya dalam protes pro-demokrasi Hong Kong 2014.

Pejabat penjara mengatakan sekitar 100 tahanan wanita bekerja enam hari seminggu, untuk shift enam hingga 10 jam, kadang-kadang pada malam hari, dan menghasilkan sekitar HK $ 25 hingga HK $ 200 per minggu, tergantung pada keterampilan atau pekerjaan mereka.

Sekitar 1.200 perwira pensiunan atau yang tidak bertugas juga bekerja untuk memproduksi masker, kata pemerintah.

Para tahanan di seluruh dunia telah dipekerjakan selama berabad-abad, meskipun pedoman PBB menetapkan bahwa para tahanan tidak boleh ditahan sebagai budak dan berhak atas upah yang adil dan kondisi kerja yang layak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.