Sukses

Perempuan di Meksiko Mogok Kerja dan Sekolah, Ada Apa?

Jalan-jalan utama di ibu kota sepi dari kehadiran perempuan pada hari itu. Kebanyakan laki-laki yang terlihat berjalan ke kantor, naik turun kendaraan umum, atau membeli kopi di kafe.

Liputan6.com, Meskiko - Ribuan perempuan di seluruh Meksiko mogok kerja dan sekolah sebagai bagian dari aksi "Sehari Tanpa Perempuan".

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (11/3/2020) mogok di Meksiko itu menyusul sebuah demonstrasi besar-besaran pada perayaan Hari Perempuan Internasional.

Jalan-jalan utama di ibu kota sepi dari kehadiran perempuan pada hari itu. Kebanyakan laki-laki yang terlihat berjalan ke kantor, naik turun kendaraan umum, atau membeli kopi di kafe.

Beberapa loket penjualan tiket metro tutup. Bahkan konferensi pers Presiden Andres Manuel Lopez Obrador pada pagi hari tidak dihadiri jurnalis perempuan karena mereka ikut mogok.

Gagasannya adalah menghilangkan kehadiran perempuan untuk satu hari agar para pegawai, bos, pacar, suami, dan dalam beberapa kasus, juga anak-anak, bisa merenungkan ketidakhadiran perempuan.

Beberapa perempuan juga memboikot media sosial sampai beberapa hari. Pesan yang disampaikan pun sama yaitu kritik di dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional.

"Upaya ini terkait dengan memperagakan secara sosial seberapa bernilainya kami, perempuan, sumbangsih kami, dan apa yang terjadi kalau kami tidak ada," ujar Lluvia Flores Gomez, usia 40 tahun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demo di Indonesia

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day, ratusan pekerja perempuan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berunjuk rasa ke Ibu Kota. 

Ratusan pekerja perempuan yang berasal dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) ini menuntut pemerintah agar tidak mendisikriminasi hak-hak pekerja perempuan.

"Sangat pas dengan momen Hari Perempuan Internasional, berhubungan juga dengan Omnisbus Law. Jika RUU itu disahkan, cuti-cuti yang menjadi hak perempuan akan dihilangkan," kata Ketua Koordinasi Garda Metal DKI, Daeng di Patung Kuda, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Aksi unjuk rasa ini rencananya akan dilakukan di dua titik, yaitu di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) hingga Istana Negara. 

"Para perempuan ini, agenda aksinya akan ke kementerian terkait (Kemen PPPA) dan berakhir di Istana," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.