Sukses

Peneliti: TV Bisa Jadi Metode Baik Agar Anak Suka Makan Sayur

Studi dari Brightside menemukan metode yang memungkinkan Anda dapat membuat anak-anak menyukai makanan sehat, yaitu menggunakan televisi.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu tugas paling rumit untuk setiap orang tua adalah mencoba meyakinkan anak-anak mereka untuk makan makanan ringan yang sehat. Tak hanya meminta mereka untuk makan. Namun berusaha agar sang buah hati menyukai dan menikmati sayuran serta makanan sehat lainnya.

Makanan sehat yang kita ketahui adalah sayur-sayuran, buah-buahan dan sumber makanan yang mengandung protein hewani dan nabati.

Studi dari Brightside menemukan metode yang memungkinkan Anda dapat membuat anak-anak menyukai makanan sehat, yaitu menggunakan televisi.

Televisi bisa menjadi sekutu yang baik untuk membuat anak-anak Anda makan makanan sehat.

Anda mungkin bertanya-tanya: "Bagaimana televisi dapat membantu saya membuat anak saya makan lebih sehat?"

Jawabannya lebih sederhana daripada yang dapat Anda bayangkan: Anda hanya perlu membuat anak-anak menonton acara memasak di mana bahan utama hidangan adalah makanan sehat berisi sayuran.

Seperti acara MasterChef Junior. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa acara dan video memasak dapat memiliki efek positif pada perilaku dan sikap anak-anak.

Peneliti juga mengatakan bahwa acara-acara ini mempromosikan persepsi makanan yang sehat, karena, menurut sebuah teori yang disebut Cue Reactivity, diakui bahwa orang dapat mengembangkan respons yang dipelajari dengan diberi rangsangan atau sinyal tertentu.

Tanda-tanda visual makanan dalam program-program tersebut memodelkan hidangan apa yang ingin dikonsumsi anak-anak, serta memicu keinginan untuk makanan yang ditampilkan dan menyebabkan perilaku spesifik pada anak-anak.

Inilah sebabnya mereka menemukan pengaruh televisi terhadap sayuran bagi anak-anak.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Cara Pembuktian

Untuk melaksanakan penelitian ini, 125 anak-anak yang usianya berkisar antara 10 hingga 12 tahun diminta menonton 10 menit program televisi yang dirancang untuk anak-anak.

Beberapa menonton episode yang menampilkan makanan sehat, dan yang lain menonton episode yang menampilkan camilan tidak sehat.

Dengan demikian, video pertama menunjukkan tomat, bawang, kecambah, dan buah-buahan dan sayuran lainnya, sedangkan yang kedua menyajikan hamburger, kentang goreng dengan mayones, dan croissant.

Untuk memastikan bahwa persepsi anak-anak tentang makanan adalah seperti yang dimaksudkan oleh penulis, mereka meminta anak-anak untuk menilai produk yang muncul dalam video dari 0 hingga 10 menurut persepsi mereka, di mana nol sangat tidak sehat dan 10 sangat sehat.

Pada akhirnya anak-anak ditawari camilan: mereka dapat memilih dari serangkaian pilihan seperti irisan apel, potongan mentimun, kentang goreng, atau pretzel.

 

3 dari 3 halaman

41 Persen Anak-Anak Memilih Pilihan yang Sehat

Pada kelompok anak-anak yang menonton video dengan makanan sehat, lebih dari 41 persen memilih camilan sehat, sedangkan pada kelompok lain, hanya 20 persen anak-anak memilih pilihan yang sehat.

Mereka yang menonton episode dengan camilan sehat 2,7 kali lebih mungkin memilih makanan sehat setelah menontonnya di televisi.

"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa acara memasak dapat menjadi alat yang menjanjikan untuk mempromosikan perubahan positif dalam preferensi, sikap, dan perilaku yang berkaitan dengan makan anak-anak," kata pemimpin penulis penelitian Frans Folkvord, seorang dokter di Universitas Tilburg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.