Sukses

6-3-1899: Aspirin Dipatenkan Sebagai Obat Penghilang Rasa Sakit dan Demam

Perusahaan Jerman, Bayer, mematenkan aspirin pada 6 Maret 1899.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Jerman, Bayer, mematenkan aspirin pada 6 Maret 1899. Obat asam asetil salisilat yang kini paling umum ada di lemari P3K rumah tangga itu awalnya dibuat dari bahan kimia yang ditemukan di kulit pohon willow.

Dalam bentuk primitifnya, bahan aktif dari aspirin, yakni salisin digunakan selama berabad-abad dalam pengobatan tradisional, dimulai di Yunani kuno ketika Hippocrates menggunakannya untuk menghilangkan rasa sakit dan demam. Dikenal para dokter sejak pertengahan abad ke-19, salisin jarang digunakan karena rasanya yang tidak enak dan kecenderungan merusak perut.

Pada 1897, karyawan Bayer Felix Hoffmann menemukan cara untuk membuat bentuk obat yang stabil, lebih mudah, dan lebih menyenangkan untuk dikonsumsi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa pekerjaan Hoffmann benar-benar dilakukan oleh seorang ahli kimia Yahudi, Arthur Eichengrun, yang kontribusinya ditutup-tutupi selama era Nazi.

Setelah mendapatkan hak paten, Bayer mulai membagikan aspirin dalam bentuk bubuk kepada dokter untuk diberikan kepada pasien mereka dalam dosisi 1 gram per konsumsi. Nama merek berasal dari "a" untuk asetil, "spir" dari tanaman spirea (sumber salisin) dan akhiran "in," yang biasa digunakan untuk pengobatan.

Dengan cepat, aspirin pun menjadi obat nomor satu di seluruh dunia, seperti dikutip dari History.com, Jumat (6/3/2020)

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanpa Resep

Aspirin tersedia dalam bentuk tablet dan tanpa resep pada 1915. Dua tahun kemudian, ketika paten Bayer berakhir selama Perang Dunia Pertama, perusahaan kehilangan hak merek dagang untuk aspirin di berbagai negara.

Setelah Amerika Serikat memasuki perang melawan Jerman pada April 1917, Alien Property Custodian, sebuah agen pemerintah yang mengelola properti asing, menyita aset-aset AS Bayer. Dua tahun kemudian, nama dan merek dagang perusahaan Bayer untuk Amerika Serikat dan Kanada dilelang dan dibeli Sterling Products Company, kemudian Sterling Winthrop, dengan harga $ 5,3 juta.

Bayer menjadi bagian dari IG Farben, konglomerat industri kimia Jerman yang membentuk jantung keuangan rezim Nazi. Setelah Perang Dunia II, Sekutu memecah IG Farben, dan Bayer kembali muncul sebagai perusahaan individu.

Pembeliannya di Miles Laboratories pada 1978 memberinya lini produk termasuk Alka-Seltzer dan Flintstones dan One-A-Day Vitamin. Pada 1994, Bayer membeli bisnis tanpa resep Sterling Winthrop, mendapatkan kembali hak atas nama dan logo Bayer dan memungkinkan perusahaan sekali lagi mengambil untung dari penjualan produk yang paling terkenal di Amerika.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.