Sukses

Mahathir Mohamad Akan Jegal PM Baru Malaysia Muhyiddin Yassin di Parlemen?

Mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad merasa dikhianati oleh Muhyiddin Yassin.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengaku telah dikhianati Muhyiddin Yassin. Keduanya adalah rekan sesama partai, tetapi tak disangka justru Muhyiddin menggantikan Mahathir sebagai PM Baru Malaysia. 

Pengamat politik internasional kini menyebut Mahathir Mohamad sebagai pengganjal utama di pemerintahan Muhyiddin Yassin. Mosi tidak percaya pun membayangi sang PM baru. 

"Saya kira, beliau akan menghadapi mosi tidak percaya di parlemen (Dewan Rakyat), kalau beliau lolos dari mosi ini, tugas yang disandangnya juga tidak ringan. Beliau harus membentuk kabinet yang meyakinkan publik bahwa harapan publik akan pemerintah bersih dan perbaikan ekonomi bisa dipenuhi," ujar dosen hubungan internasional President University, Endi Haryono kepada Liputan6.com seperti ditulis Selasa (3/3/2020).

Pakatan Harapan yang masih mendukung Mahathir Mohamad siap memberikan mosi tidak percaya parlemen kepada Muhyiddin, demikian laporan Malaysiakini. Namun, pertemuan parlemen baru akan terlaksana setidaknya dua pekan lagi. 

Pandangan berbeda disampaikan peneliti hubungan internasional LIPI Alfitra Salam. Ia ragu Mahathir Mohamad serius ingin melancarkan oposisi kepada Muhyiddin Yassin, bahkan ia yakin Mahathir akan berputar haluan.

"Itu retorika Mahathir saja, Mahathir paham hukum, sangat profesional, lambat laun Mahathir akan mendukung," jelas Alfitra. 

Jika berhasil melewati mosi tidak percaya dari kubu Mahathir Mohamad, Endi Haryono berkata ada lagi tantangan bagi Muhyiddin, yakni skandal korupsi 1MDB.

"Tantangan terberatnya justru di dalam negeri, terkait proses pengadilan atas kasus mantan PM Najib Razak atas skandal korupsi 1MDB," jelas Endi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mahathir Merasa Dikhianati

Mahathir Mohamad telah mengungkapkan perasaannya ketika menjawab pertanyaan mengenai situasi politik di Malaysia saat ini, terutama, menyusul pengambilan sumpah Muhyiddin Yassin sebagai PM baru Malaysia.

Mahathir Mohamad mengungkapkan bahwa dia merasa paling dikhianati oleh Muhyiddin Yassin. 

Saat konferensi pers di Yayasan Albukhary pada Minggu 1 Maret 2020 waktu setempat, atau berselang setelah Muhyiddin disumpah sebagai PM, Tun Mahathir mengatakan, "Saya merasa dikhianati, kebanyakan oleh Muhyiddin. Dia sudah mengerjakan ini sejak lama dan sekarang dia berhasil", ungkapnya, seperti dikutip dari Malaysiakini pada hari Minggu kemarin.

Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah telah mengumumkan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri baru, seminggu setelah masalah politik yang telah terjadi, meskipun Mahathir Mohamad telah mengklaim bahwa dia memiliki dukungan mayoritas dari anggota Dewan Rakyat.

Muhyiddin Yassin telah dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia pada 1 Maret, pukul 10.30 pagi waktu setempat.

Mahathir juga menyatakan bahwa presiden Partai Bersatu itu bukan "perdana menteri yang tepat" berdasarkan hukum.

Dr. M (julukan Mahathir) menuding bahwa Muhyiddin Yassin tidak memiliki dukungan mayoritas dari anggota parlemen.

Berbicara kepada media, Mahathir menyebut keputusan Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah untuk menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri kedelapan negara itu sebagai "aneh" mengingat aliansi Mahathir bersikeras bahwa ia memiliki jumlah dukungan yang lebih besar di Dewan Rakyat.

"Raja telah membuat keputusan untuk tidak melihat saya lagi, tetapi untuk menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri sehingga saya tidak memiliki kesempatan untuk memberi tahu raja bahwa dia (Muhyiddin) tidak memiliki mayoritas. Itu saja ... Saya tidak bisa berkomunikasi dengan istana," kata Mahahthir kemarin, seperti dikutip dari Malaysiakini.

"[...] Ini adalah hal yang sangat aneh karena dari hasil pemilihan umum (ke-14) haruslah pemenang yang membentuk pemerintah. Di sini, kita akan melihat bahwa dari pemilihan yang sama, yang kalah akan membentuk pemerintah dan pemenang akan menjadi oposisi," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.