Sukses

Pengakuan PM Malaysia Muhyiddin Yassin: Bapak Bugis, Ibu Jawa

Menurut laporan media Negeri Jiran The Star pada 2010, Muhyiddin mengakui percampuran darah Bugis dan Jawa dalam dirinya.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia punya perdana menteri baru, Muhyiddin Yassin namanya.

Pada Minggu 1 Maret 2020, ia telah disumpah di hadapan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah sebagai perdana menteri ke-8 Negeri Jiran.

Sang sultan pula yang menunjuk Muhyiddin kemarin, 29 Februari 2020, sebagai pengganti Mahathir Mohamad.

Peristiwa serba cepat dan mengejutkan ini hanya terpaut satu pekan usai pergolakan politik di Negeri Jiran menyusul pengunduran diri Tun Mahathir --yang kemudian memicu seribu tanya mengenai dinamika politik di parlemen dan penerus sang kepala pemerintahan.

Siapa sebenarnya Muhyiddin Yassin?

Muhyiddin lahir di Muar, Johor, Malaysia pada 15 Mei 1947 (72). Ayahnya, Haji Muhammad Yassin bin Muhammad, adalah seorang Melayu keturunan Bugis. Muhammad Yassin adalah seorang teolog dan ulama Islam yang berbasis di Bandar Maharani, Muar, Johor. Sementara ibunya, Hajjah Khadijah binti Kassim, adalah seorang Melayu keturunan Jawa.'

Menurut laporan media Negeri Jiran The Star pada 2010, Muhyiddin mengakui percampuran darah Bugis dan Jawa dalam dirinya. Meski begitu, nasionalisme-nya sebagai orang Malaysia berada di atas segalanya.

"Orang-orang menanyakan (bangsa) apa saya? Mendiang ayah saya (berdarah) Bugis dan mendiang ibu saya Jawa. Saya Malay (Orang Malaysia)," kata Muhyiddin, dikutip dari The Star, Minggu (1/3/2020), dalam sebuah artikel berjudul 'The many roots of Malays leave delegates in stitches'. Artikel tersebut membahas isu garis dan darah keturunan politisi Negeri Jiran yang saat itu sedang hangat dibicarakan.

Muhyiddin menerima pendidikan dasar di Sekolah Kebangsaan Maharani, Muar, Johor dan Sekolah Kebangsaan Ismail, Muar, Johor. Dia menerima pendidikan menengah di SMA Muar, Johor. Selanjutnya, ia kuliah di Universitas Malaya, Kuala Lumpur dan menerima gelar sarjana Honours dalam bidang Ekonomi dan Studi Melayu pada tahun 1971.

Setelah menyelesaikan studinya, Muhyiddin Yassin bergabung dengan korps pelayan publik (PNS) negara bagian Johor sebagai Asisten Sekretaris Pelatihan dan Beasiswa. Pada 1974, ia diangkat menjadi Asisten Petugas Distrik (ADO) Muar.

Dia meninggalkan layanan sipil untuk bergabung dengan sektor perusahaan di Korporasi Pembangunan Ekonomi Negara Johor (PKENJ), mengelola anak perusahaannya seperti Sergam Berhad sebagai Direktur Pelaksana (1974–1977), Equity Mal (Johore) Sdn Bhd sebagai Direktur (1974–1978 ), Sri Saujana Berhad sebagai Managing Director (1974–1978) dan SGS Ates (M) Sdn Bhd sebagai Manajer Sumber Daya Manusia (1974).

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karier Politik

Muhyiddin adalah pemain lama di dunia politik negeri jiran. Ia menapaki kasta partai UMNO saat bergabung menjadi anggota reguler pada 1971.

Karier politiknya cemerlang, sampai-sampai, ia pernah menjadi anak buah dua PM Malaysia yang tenar: Mahathir Mohamad dan Najib Razak.

Muhyiddin pernah menjadi anak buah Najib Razak, yakni sebagai wakil perdana menteri pada 2009-2015. Waktu itu, ia masih anggota UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu).

Selama menjadi anggota UMNO, Muhyiddin pernah mengisi jabatan menteri, seperti Menteri Pertanian dan Industri Agro dan Menteri Pendidikan. Dulu ia juga pernah bekerja sebagai menteri ketika Mahathir Mohamad menjadi PM Malaysia di tahun 1990-an.

Pada 2015, Muhyiddin akhirnya dipecat oleh Najib Razak karena Muhyiddin mempertanyakan investigasi skandal korupsi 1MDB.

Usai dipecat, Muhyiddin dan Mahathir Mohamad mendirikan Partai Bersatu. Ia pun terpilih menjadi Menteri Dalam Negeri Malaysia.

Pengamat politik internasional LIPI Alfitra Salam berkata Muhyiddin merupakan sosok yang tidak kontroversial dan tenang.

"(Muhyiddin) Tidak terlalu kontroversial, dan tidak membahayakan siapa-siapa. Tenang. Meskipun dari pemikiran selama ini tidak ada yang menonjol," ujar Alfitra kepada Liputan6.com, Sabtu (29/2/2020).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.