Sukses

Muhyiddin Yassin Jadi PM Malaysia, Pengamat: Anwar Ibrahim Kalah

Nasib politik Anwar Ibrahim semakin tidak jelas setelah Muhyiddin Yassin menjadi PM Malaysia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Nasib politik Anwar Ibrahim semakin tidak jelas setelah Muhyiddin Yassin dipilih menjadi perdana Menteri Malaysia. Pasalnya, Anwar Ibrahim seharusnya menjadi menjadi perdana menteri menggantikan Mahathir Mohamad, tetapi kini Mahathir sudah digeser Muhyiddin. 

Pergantian Muhyiddin berdasarkan keputusan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah. Besok, ia akan langsung mengambil sumpah sebagai PM Malaysia ke delapan.

Pengamat politik internasional LIPI Alfitra Salam menyebut pemilihan Muhyiddin sebagai PM Malaysia adalah di luar dugaan. Sementara, potensi Anwar berkuasa pun semakin buram. 

"Di luar dugaan dan kejutan dalam politik Malaysia. Muhyiddin Yassin dianggap orang tengah, antara Pakatan dan UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu)," ujar Alfitra kepada Liputan6.com, Sabtu (29/2/2020). "Semakin kecil peluang Anwar ke depan," ujarnya. 

Sebagai informasi, Mahathir dan Muhyiddin sama-sama mendirikan Partai Bersatu pada 2016 lalu. Dalam perjalanan politiknya, Mahathir menolak berkoalisi dengan UMNO yang ia tuding korup, namun Muhyiddin lebih terbuka dengan UMNO. 

Terpilihnya Muhyiddin sebagai PM Malaysia dinilai Alfitra sebagai kemenangan juga bagi UMNO. 

Sementara, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebut terpilihnya Muhyiddin sebagai kekalahan Anwar Ibrahim. 

"Anwar kalah," ujar Sudarnoto. "Kali ini tak ada kesempatan lagi jadi PM," jelasnya.

Meski demikian, ia memberi catatan bahwa Anwar Ibrahim punya kesempatan sebagai PM Malaysia di 2023.

"Pemerintah yang akan dibentuk di bawah Muhyiddin ini akan berakhir tahun 2023 karena tahun 2023 ada pemilu. Ini kalau tidak ada perubahan karena berbagai faktor," ucap Sudarnoto.

"Anwar, kalau mau maju lagi, ya siapkan mulai besok lakukan konsolidasi internal," jelas Sudarnoto. "Tak terlalu gampang tentunya bagi Anwar dan partai partai pendukungnya yang tersisa," tambahnya. 

Terpilihnya Muhyiddin pun memberi UMNO angin segar untuk kembali berkuasa setelah kalah besar di 2018. 

"Dengan ditetapkannya Muhyiddin sebagai PM, maka peluang UMNO untuk bangkit kembali setelah ambrol di pemilu 2018 yang lalu sangat besar. UMNO berhasil memperoleh kembali mahkotanya," pungkas Sudarnoto.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Muhyiddin Akan Disumpah Besok

Muhyiddin Yassin ditunjuk menjadi Perdana Menteri Malaysia menggantikan Mahathir Mohamad. Keputusan ini dibuat oleh Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah. 

Raja Malaysia memilih Muhyiddin sebagai perdana menteri setelah berbicara dengan para anggota parlemen Malaysia (Dewan Rakyat) pada pertengahan pekan ini. Muhyiddin yang merupakan Presiden Partai Bersatu dianggap paling layak menjadi PM karena mendapat kepercayaan mayoritas parlemen.  

"Sehubungan dengan itu, Sri Paduka Bagina telah berkenan melantik YB Tan Sri Mahiaddin (Muhyiddin) bin Md Yasin sebagai Perdana Menteri," demikian pengumuman Istana Negara Malaysia, Sabtu (29/2/2020).

Selanjutnya, Muhyiddin akan langsung disumpah menjadi perdana menteri Malaysia pada hari Minggu besok di Istana Negara Malaysia di Kuala Lumpur. Pengangkatan yang cepat ini karena Yang di-Pertuan Agong menilai kursi kepemimpinan harus segera terisi. 

"Sri Paduka Baginda bertitah bahwa proses pelantikan Perdana Menteri tidak boleh ditunda karena negara memerlukan pemerintahan demi kesejahteraan rakyat dan negara yang kita cintai bersama," jelas pihak Istana Negara. 

Berdasarkan hukum Malaysia, penunjukan perdana menteri Malaysia bisa dilakukan oleh raja. Sebab, Raja Malaysia berada di atas undang-undang. 

Muhyiddin adalah sosok yang membawa Partai Bersatu hengkang dari koalisi pemerintah Pakatan Harapan. Ia mendapat dukungan dari partai oposisi UMNO (Organisasi Nasional Melayu Bersatu) dan PAS (Partai Islam se-Malaysia).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.