Sukses

Militer AS dan Korsel Tangguhkan Latihan Gabungan Tahunan Karena Virus Corona

Latihan gabungan tahunan antara militer Amerika Serikat dan Korea Selatan terpaksa ditangguhkan sebagai upaya pencegahan Virus Corona.

Liputan6.com, Seoul - Militer Amerika Serikat dan Korea Selatan mengumumkan pada Kamis 27 Februari 2020 bahwa mereka menunda latihan gabungan tahunan mereka karena kekhawatiran tentang wabah virus yang telah menginfeksi tentara di angkatan bersenjata kedua negara, sehingga menempatkan banyak pasukan di fasilitas karantina dan pangkalan tertutup.

20 tentara Korea Selatan dan satu tentara Amerika di Korea Selatan dinyatakan positif terkena Virus Corona baru, yang telah menginfeksi sekitar 1.600 orang di negara Asia, wabah terbesar kedua di luar daratan China.

Dalam konferensi pers bersama, perwira militer Korea Selatan dan AS mengatakan latihan bersama mereka yang direncanakan untuk paruh pertama tahun ini akan ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut. Demikian seperti dikutip dari AP News, Kamis (26/2/2020). 

Kepala militer Korea Selatan Park Han-ki mengusulkan rencana penundaan ini karena kekhawatiran akan keselamatan pasukan. Ide tersebut diterima baik oleh Robert Abrams, komandan militer AS di Korea Selatan berdasarkan beratnya wabah virus, kata Kim Joon Rak, seorang juru bicara di Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Lee Peters, juru bicara militer A.S., mengatakan keputusan penundaan itu "tidak dianggap enteng" dan aliansi kedua negara tetap "kokoh dan tidak bisa dilanggar."

"Meskipun ada penundaan pelatihan gabungan, aliansi ROK (Republik Korea)-AS tetap berkomitmen untuk memberikan pencegahan militer yang kredibel dan mempertahankan postur pertahanan gabungan yang kuat untuk melindungi ROK dari ancaman apa pun," katanya.   

Korea Selatan memiliki militer berkekuatan 600.000 orang, sementara AS memiliki 28.500 tentara di negara itu. Kedua pasukan itu berada dalam risiko khusus karena tempat tinggal mereka yang dekat dari pangkalan militer. 

Dalam beberapa hari terakhir, Korea Selatan menangguhkan beberapa pelatihan lapangan sepihak, menempatkan 9.570 tentara di bawah karantina dan melarang sebagian besar prajuritnya meninggalkan markas mereka. Militer AS menutup beberapa fasilitas di beberapa pangkalan dan mendesak personelnya untuk menghindari jabat tangan dan pertemuan besar jika memungkinkan.

Para ahli mengatakan penundaan latihan tidak bisa dihindari karena potensi penyebaran virus ke barak militer dapat secara signifikan melemahkan kesiapan militer.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus di Korea Utara

Sekutu sebelumnya telah menangguhkan atau mengurangi latihan militer reguler mereka, tetapi itu adalah bagian dari upaya diplomatik untuk melucuti Korea Utara, yang menganggap pelatihan itu sebagai latihan untuk invasi.

Korea Utara belum secara terbuka melaporkan kasus virus ini, tetapi banyak ahli mengatakan negara itu juga kemungkinan mengurangi pelatihan militernya sendiri karena sibuk menjaga virus itu.

Epidemi di Korea Utara dapat menyebabkan konsekuensi yang menghancurkan karena infrastruktur medis dan perawatan kesehatannya yang bobrok, kata para ahli.

Ini membuatnya tidak mungkin bahwa Korea Utara akan meluncurkan provokasi besar dalam waktu dekat meskipun pemimpin Kim Jong Un pada akhir Desember mengancam akan mengungkap "senjata strategis baru" segera, kata analis Kim Dae-young di Institut Penelitian Korea untuk Strategi Nasional di Korea Selatan .

Sekutu seharusnya mengadakan latihan musim semi utama mereka pada bulan Maret, sebagian besar latihan dan simulasi di atas meja. Latihan tersebut direvisi untuk menciptakan lebih banyak ruang dalam diplomasi perlucutan senjata nuklir dengan Korea Utara dan menggantikan latihan yang jauh lebih besar yang telah membuat Pyongyang jengkel.

Yang Wook, seorang pakar militer yang mengajar di Universitas Hannam Korea Selatan, mengatakan latihan pos komando musim semi melibatkan petugas yang berkumpul di tempat kecil sehingga lebih mudah bagi mereka untuk mengidentifikasi virus.

“Jika mereka semua memakai masker gas dan berlatih bersama, mereka bisa aman. Jika mereka tidak bisa melakukannya, itu bukan ide yang buruk untuk lebih berhati-hati, "kata Yang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.