Sukses

TETO: Kemampuan Taiwan Cegah Epidemi Virus Corona Capai Standar Kelas Dunia

Taiwan yang berada paling dekat China dan paling beresiko terdampak Virus Corona COVID-19 dilaporkan hanya memiliki jumlah pasien positif lebih sedikit dari wilayah sekitar.

Liputan6.com, Jakarta - Wabah pneumonia Virus Corona baru, COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China telah menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia. Taiwan yang berada paling dekat secara geografis paling beresiko terdampak virus ini juga menjadi salah satunya.

Hingga Senin 24 Februari 2020 sudah ada 28 kasus terkonfirmasi positif Virus Corona baru itu.

"Namun karena Taiwan memiliki sistem perawatan kesehatan global yang terkemuka, dan tindakan pencegahan epidemi yang bijaksana dari pemerintah, serta kemampuan pencegahan epidemi Taiwan yang telah mencapai standar kelas dunia, sehingga secara efektif dapat mencegah penyebaran wabah ini," jelas pihak Taipei Economic and Trade Office (TETO) dalam keterangan tertulisnya yang diterima Selasa (25/2/2020).

Dibandingkan dengan wabah di China, menurut pihak Taiwan, kondisinya sangat berbeda. Jumlah kasus yang dikonfirmasi positif pun relatif lebih kecil daripada di negara tetangga lainnya.

"Di bawah sistem medis dan kesehatan Taiwan yang sangat baik, ada 300.000 orang Indonesia yang bekerja, menetap dan belajar di Taiwan, serta banyak warga internasional lainnya, menikmati tingkat keamanan medis yang sama tingginya dengan orang-orang Taiwan," imbuh pihak TETO.

Dalam hal langkah-langkah pencegahan epidemi, Taiwan telah membentuk sistem pencegahan epidemi nasional yang lengkap. Di antaranya pemantauan epidemi elektronik, karantina perbatasan yang ketat, sistem lengkap pencegahan epidemi komunitas, peralatan medis canggih, persiapan bahan anti-epidemi yang memadai, kampanye pencegahan epidemi singkat, latihan pencegahan epidemi tahunan dan lain lain. Pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat dapat bekerja sama untuk mencegah epidemi.

Sebelum terpapar Virus Corona COVID-19, Taiwan telah mengalami epidemi kolera, malaria, cacar dan TBC dalam 60 tahun terakhir, secara bertahap membentuk mekanisme pencegahan epidemi yang lengkap dan mengumpulkan pengalaman yang banyak dalam pencegahan epidemi.  Setelah menangani wabah SARS pada tahun 2003, setiap aspek pekerjaan pencegahan epidemi Taiwan telah ditingkatkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jurus Taiwan Terhindar Epidemi

Taiwan adalah negara dengan wabah penyakit menular yang relatif sedikit, karena Negeri Formosa itu telah menetapkan "pengawasan kesehatan dan kontrol penumpang yang masuk dan keluar" dan "sistem lengkap pengawasan epidemi domestik" untuk mencegah invasi penyakit menular.

Wabah pneumonia Virus Corona baru COVID-19 pecah sekitar akhir Desember 2019. Taiwan dengan cepat mengadakan pertemuan para ahli dan mengambil langkah-langkah untuk memblokir masuknya virus dari luar negeri pada awal Januari 2020 ini.

Terkait hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awalnya menilai bahwa Taiwan dan Thailand adalah dua negara paling berbahaya selain China, tapi ternyata jumlah kasus lokal di Negeri Formosa jauh lebih sedikit dibandingkan dengan banyak negara maju.

Taiwan telah mencapai hasil luar biasa dalam pencegahan epidemi.  Lebih lanjut, menurut informasi dari situs web basis data global Numbeo, Indeks Perawatan Kesehatan 2020 memberi peringkat pertama kepada Taiwan dengan 86,71 poin, Korea Selatan dan Jepang masing-masing menempati urutan kedua dan ketiga.

Taiwan juga menduduki peringkat nomor satu di dunia tahun lalu, dapat dilihat bahwa standar medis Negeri Formosa telah lama diakui secara internasional.

Menurut TETO, sistem medis Taiwan yang lengkap dan maju telah lama dikenal oleh masyarakat internasional. Bahkan dari pembelian masker secara berkelanjutan menunjukkan niat baik pemerintah Taiwan untuk menyediakan masker bagi orang-orang di Taiwan.

Pemerintah Taiwan secara serentak menggelar penjualan masker nasional dan meluncurkan pembelian dengan cara  "sistem nama asli" pada 6 Februari. Semua orang dapat pergi ke apotek dan pusat kesehatan dengan "kartu asuransi kesehatan" untuk membeli masker sesuai jatah pembagian yang telah ditentukan, sehingga orang tidak perlu khawatir tidak bisa membeli masker, dan harga tidak akan naik sewenang-wenang seperti di negara lainnya.

Bahkan 300.000 orang Indonesia dan orang asing lainnya di Taiwan dapat menikmati hak yang sama untuk membeli masker seperti penduduk di Taiwan dengan kartu izin tinggal atau kartu asuransi kesehatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.