Sukses

Sudutkan AS, Ribuan Akun Medsos dari Rusia Sebarkan Teori Konspirasi Virus Corona

Ribuan akun media sosial Rusia telah meluncurkan upaya untuk menyebarkan informasi yang salah dan peringatan tentang Virus Corona.

Liputan6.com, Rusia - Ribuan akun media sosial dari Rusia telah meluncurkan upaya untuk menyebarkan informasi yang salah dan peringatan tentang Virus Corona. Penyebaran informasi ini mengganggu upaya global untuk memerangi epidemi, demikian kata para pejabat AS.

Kampanye disinformasi ini mempromosikan teori konspirasi yang tidak berdasar, dan menyatakan bahwa AS berada di belakang wabah Virus Corona baru. Pernyataan ini dianggap sebagai upaya nyata untuk merusak citra Amerika di seluruh dunia.

Pejabat departemen luar negeri yang bertugas memerangi disinformasi Rusia mengatakan kepada AFP bahwa informasi palsu sedang digunakan di Twitter, Facebook, dan Instagram untuk memajukan poin pembicaraan Rusia dalam berbagai bahasa.

"Niat Rusia adalah menabur perselisihan dan melemahkan institusi dan aliansi AS dari dalam, termasuk melalui kampanye pengaruh maligna dan paksaan," kata Philip Reeker, penjabat asisten sekretaris negara untuk Eropa dan Eurasia, dikutip dari The Guardian, Minggu (23/2/2020).

"Dengan menyebarkan disinformasi tentang Virus Corona, aktor jahat Rusia sekali lagi memilih untuk menggertak keselamatan publik dengan mengalihkan perhatian dari respons kesehatan global," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perang Ekonomi Terhadap China

Beberapa akun secara keliru mengklaim bahwa AS mengobarkan "perang ekonomi terhadap China" dan mengatakan bahwa virus itu adalah senjata biologis yang diproduksi oleh CIA.

Pejabat kesehatan mengidentifikasi Virus Corona baru pada akhir 2019, dan menyebutnya sebagai Covid-19. Awalnya itu terkait dengan pasar hewan hidup di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina. Virus Corona diperkirakan berasal dari hewan dan kemudian menyebar dari orang ke orang.

Pada empat dari lima orang, Covid-19 menyebabkan penyakit pernapasan ringan, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tetapi pada beberapa orang lainnya, virus dapat menyebabkan penyakit pernapasan parah termasuk pneumonia. Dalam kasus terburuk, virus itu dapat menyebabkan gagal napas.

Covid-19 telah menewaskan lebih dari 2.340 orang, sebagian besar di China, dan menginfeksi lebih dari 76.000. AS telah menguji lebih dari 400 orang dan menemukan 14 kasus yang dikonfirmasi, sebagian besar adalah wisatawan.

Wabah serupa juga pernah terjadi pada 2003 yakni Virus Sars, yang diduga berasal dari kelelawar.

3 dari 3 halaman

Kesamaan Konspirasi

Para ahli mengatakan kampanye disinformasi Virus Corona ini memiliki kesamaan dengan teori konspirasi sebelumnya yang dilacak ke Moskow, termasuk kampanye disinformasi KGB pada 1980-an yang meyakinkan banyak orang di seluruh dunia bahwa ilmuwan AS menciptakan virus HIV yang menyebabkan AIDS.

Beberapa ribu akun online - yang sebelumnya diidentifikasi untuk menyiarkan pesan yang didukung Rusia pada peristiwa besar seperti perang di Suriah, protes Yellow Vest di Prancis dan demonstrasi massa Chili, memposting pesan tentang coronavirus, demikian menurut laporan yang disiapkan untuk Pusat Keterlibatan Global departemen luar negeri.

Akun dijalankan oleh manusia, bukan bot, dan dikirim pada waktu yang sama dalam bahasa Inggris, Spanyol, Italia, Jerman dan Prancis.

“Dalam hal ini, kami dapat melihat ekosistem disinformasi lengkap mereka berlaku, termasuk TV pemerintah, situs web proxy, dan ribuan persona media sosial palsu semuanya mendorong tema yang sama,” kata Lea Gabrielle, kepala Global Engagement Center, yang ditugaskan melacak dan mengekspos propaganda dan disinformasi.

AS percaya kampanye disinformasi Rusia membuat hal ini lebih sulit untuk menanggapi epidemi, terutama di Afrika dan Asia, karena beberapa masyarakat menjadi curiga terhadap respon barat.

WHO pada Jumat lalu memperingatkan bahwa jendela untuk membendung wabah global semakin menyempit, dan menyuarakan kekhawatiran pada lonjakan kasus tanpa kaitan yang jelas dengan China.

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.