Sukses

Lampu Hijau Jepang untuk Indonesia Evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess

Pihak Jepang mengirim sinyal izin evakuasi WNI di Kapal Diamon Princess, dengan menyatakan Indonesia akan mengirimkan tim penjemput.

Liputan6.com, Tokyo - Indonesia dan Filipina berencana mengirim pesawat untuk memulangkan warga di Diamond Princess, kapal pesiar yang terkena Virus Corona COVID-19 dan merapat di Yokohama. Demikian kata Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi pada Jumat 21 Februari 2020, seraya memberi sinyal lampu hijau untuk RI menjalankan proses evakuasi.

"Pergerakan itu terjadi pada saat total 759 penumpang dan awak sudah dievakuasi oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Hong Kong, Israel dan Kanada," kata Motegi mengatakan pada konferensi pers seperti dikutip dari Kyodo News, Sabtu (22/2/2020).

Langkah tersebut terjadi di tengah meningkatnya kritik terhadap penanganan pemerintah Jepang terhadap wabah Virus Corona penyebab pneumonia. Virus, yang berasal dari Provinsi Hubei China, menyebar di kapal selama periode karantina dua minggu.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyatakan akan secepatnya memutuskan evakuasi untuk para 74 warga negara Indonesia (WNI) di Kapal Pesiar Diamond Princess yang negatif terinfeksi virus Corona. Tidak hanya cara evakuasi, dia akan mempersiapkan penempatan rumah sakit yang akan diputuskan.

"Apakah nanti dievakuasi dengan kapal rumah sakit langsung atau evakuasi dengan pesawat ini belum diputuskan, saya kira secepatnya," kata Jokowi di Pekanbaru, Jumat21 Februari.

Dia menjelaskan, pemerintah saat ini sedang menunggu keputusan pihak Jepang untuk mengevakuasi WNI di Kapal Pesiar Diamond Princess yang negatif terinfeksi virus Corona.

"Jepang itu kita minta ini (evakuasi), minta itu tetapi di sana masih menjawabnya. Kita harapkan segera ada sebuah keputusan sehingga kita bisa langsung menentukan," ungkap Jokowi.

Sementara itu, Inggris, Italia, dan Taiwan juga mengatakan mereka mengirim pesawat pada Jumat malam, dan mungkin ada permintaan serupa oleh negara-negara lain di masa depan, Motegi mengatakan, menambahkan, "Kami akan melakukan apa saja untuk mendukung warga negara asing."

Kapal Diamond Princess tiba di Pelabuhan Yokohama di selatan Tokyo membawa sekitar 3.700 penumpang dan awak, dengan jumlah infeksi Virus Corona yang dikonfirmasi meningkat pada hari Jumat menjadi lebih dari 630. Dua penumpang Jepang di antaranya meninggal.

Saksikan juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penumpang Mulai Turun Usai Masa Karantina Habis

Penumpang yang dites negatif Virus Corona COVID-19 mulai turun dari Kapal Diamond Princess pada Rabu 19 Februari. Bertepatan dengan akhir masa karantina atau observasi kesehatan selama 14 hari di atas bahtera tersebut, sesuai saran dari pihak berwenang.

Mereka yang berada dalam kontak dekat dengan orang yang terinfeksi Virus COVID-19 akan berada di atas kapal lebih lama.

Periode karantina, yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran Virus Corona di Jepang, telah dikritik karena berpotensi memperburuk wabah di dalam tempat terbatas kapal.

Kentaro Iwata, seorang ahli penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Kobe yang merupakan bagian dari tim respons medis yang naik ke kapal, menggambarkan bahwa kondisi di atas Diamond Princess begitu kacau tanpa perbedaan yang tepat antara zona yang terinfeksi dan yang tidak. Ia mengatakannya dalam video YouTube yang sekarang dihapus. Kemudian dia memberitahu situasinya telah membaik.

Menteri Kesehatan Jepang Katsunobu Kato mengatakan "langkah yang tepat diambil di bawah arahan dokter di atas kapal."

Sementara itu, Motegi mengatakan total sembilan negara - Bhutan, Israel, Kiribati, Mikronesia, Samoa, Kepulauan Solomon, Korea Selatan, Thailand dan Tonga - telah mengeluarkan peringatan untuk tidak bepergian ke Jepang, yang, termasuk akibat Diamond Princess yang menyumbang kasus positif Virus COVID-19 terbesar secara global di luar China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.