Sukses

Studi Terbesar China Soal Virus Corona: Lansia dan Orang Sakit Paling Berisiko

Studi terbesar yang dilakukan oleh pemerintah China menghasilkan informasi baru bahwa lansia dan mereka yang sakit merupakan yang paling rentan terinfeksi Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Beijing - Pejabat kesehatan di China telah menerbitkan rincian pertama lebih dari 44.000 kasus Virus Corona (COVID-19), dalam studi terbesar sejak wabah dimulai.

Dilansir dari BBC, Rabu (19/2/2020), Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CCDC) menemukan bahwa lebih dari 80% kasusnya ringan, dengan orang sakit dan lansia paling berisiko.

Penelitian ini juga menunjukkan risiko tinggi bagi staf medis.

Laporan oleh CCDC menunjukkan tingkat kematian provinsi adalah 2,9% dibandingkan dengan 0,4% di seluruh negara.

Temuan ini menempatkan tingkat kematian keseluruhan virus Covid-19 sebesar 2,3%.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mayoritas Korban Meninggal adalah Lansia

Makalah oleh CCDC, dirilis pada hari Senin dan diterbitkan dalam Chinese Journal of Epidemiology, melihat lebih dari 44.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Tiongkok pada tanggal 11 Februari.

Sementara hasil sebagian besar mengkonfirmasi deskripsi sebelumnya dari virus dan pola infeksi, penelitian ini mencakup rincian rinci dari 44.672 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China.

Ditemukan bahwa 80,9% infeksi diklasifikasikan sebagai ringan, 13,8% parah dan hanya 4,7% kritis. Jumlah kematian di antara mereka yang terinfeksi, yang dikenal sebagai tingkat kematian, tetap rendah tetapi meningkat di antara mereka yang berusia di atas 80 tahun.

Melihat rasio jenis kelamin, jumlah pria yang meninggal lebih banyak (2,8%) daripada wanita (1,7%).

Studi ini juga mengidentifikasi penyakit mana yang menempatkan pasien pada risiko. Ini menempatkan penyakit kardiovaskular di nomor satu, diikuti oleh diabetes, penyakit pernapasan kronis dan hipertensi.

Menunjukkan risiko kepada staf medis, surat kabar itu mengatakan bahwa total 3.019 petugas kesehatan telah terinfeksi, 1.716 di antaranya adalah kasus yang dikonfirmasi. Lima meninggal pada 11 Februari, yang merupakan hari terakhir dari data yang dimasukkan dalam penelitian.

Pada 13 Februari, China memperluas definisi tentang cara mendiagnosis orang, termasuk "kasus yang didiagnosis secara klinis" yang sebelumnya dianggap terpisah dari "kasus yang dikonfirmasi".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.