Sukses

Penuhi Gugatan Amazon, Kontrak JEDI Dephan AS-Microsoft Disetop

Salah satu raksasa teknologi, Amazon, yang diunggulkan untuk memenangkan kesepakatan komputasi awan, mengajukan gugatan setelah Departemen Pertahanan AS memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyaingi Microsoft.

Liputan6.com, Amerika Serikat - Salah satu raksasa teknologi, Amazon, yang diunggulkan untuk memenangkan kesepakatan komputasi awan (cloud) JEDI, mengajukan gugatan setelah Departemen Pertahanan AS memberikan kesempatan bagi mereka untuk menyaingi Microsoft. Pihak Amazon menuduh para pejabat tunduk pada tekanan dari Donald Trump.

Dilansir BBC, Sabtu (15/2/2020), Presiden AS sering menyerang Amazon dan Jeff Bezos, yang juga memiliki koran Washington Post.

Amazon telah meminta pengadilan untuk memblokir kontrak Infrastruktur Pertahanan Perusahaan Gabungan, yang dikenal sebagai JEDI. Proyek bernilai hingga $ 10 miliar selama 10 tahun. Perusahaan itu juga berusaha menyatakan bahwa Trump sebagai bagian dari gugatan.

Pada hari Kamis, Hakim Patricia Campbell-Smith dari Pengadilan Klaim Federal AS menyetujui permintaan pertama Amazon dan memerintahkan AS untuk menghentikan kegiatan JEDI, yang bertujuan membuat Departemen Pertahanan AS lebih gesit secara teknologi.

Dengan kata lain, kontrak besar siber Departemen Pertahanan Amerika, melarang Microsoft Corp bekerja untuk Pentagon dalam inisiatif JEDI.

Namun mereka juga memerintahkan Amazon untuk menyisihkan $ 42 juta untuk biaya proses selanjutnya jika mereka dinyatakan bersalah dalam mengeluarkan perintah.

Saksikan video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Microsoft Menyatakan Kecewa

Sejauh ini pihak Amazon menolak berkomentar. Hanya mengatakan “penting bahwa banyak kesalahan evaluasi dan campur tangan politik terang-terangan yang berdampak pada keputusan penghargaan Jedi ditinjau”.

Di sisi lain, Microsoft mengatakan kecewa dengan hal keputusan tersebut.

“Kami memiliki kepercayaan pada Departemen Pertahanan, dan kami percaya fakta akan menunjukkan bahwa mereka menjalankan proses yang terperinci, menyeluruh dan adil,” katanya.

Kontrak tersebut, layanan komputasi awan untuk militer, adalah yang terbesar di antara Departemen Pertahanan dan itu menarik tantangan hukum atas ketentuan pengadaan bahkan sebelum diberikan.

Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan akses jarak jauh militer ke data dan teknologi, dan membantu menyimpan rahasia militer.

3 dari 3 halaman

Amazon dan Microsoft

Amazon dan Microsoft adalah pemimpin industri di antara penyedia layanan komputasi awan.

Tahun lalu, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa AS sedang mengamati dengan seksama kontrak tersebut, dan mencatat bahwa ia telah mendapatkan “keluhan luar biasa” dari beberapa perusahaan tentang hal itu.

Departemen Pertahanan telah membantah klaim ini. Ini bukan pertama kalinya sebuah perusahaan menuduh Trump menggoyang-goyangkan pengambilan keputusan pemerintah federal karena keberatannya terhadap liputan media.

Operator telekomunikasi AT&T membuat klaim serupa setelah AS mengambil tindakan untuk memblokir pengambilalihan Time-Warner. Pengadilan sempat memblokir perusahaan tetapi akhirnya menyetujui kesepakatan itu dengan alasan lain.

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.