Sukses

Air Mata Panglima Militer Thailand Jatuh Saat Minta Maaf Atas Penembakan Brutal Tentara

Panglima militer Thailand mengungkapkan permintaan maaf atas aksi penembakan brutal yang dilakukan oleh tentara.

Liputan6.com, Jakarta - Panglima Angkatan Darat Thailand meminta maaf pada hari Selasa 11 Februari 2020 atas aksi yang dilancarkan oleh seorang prajurit keji, yang penembakannya dilakukan selama 19 jam dan menewaskan 29 orang dan melukai 57 lainnya selama akhir pekan lalu. 

Terlihat sambil menghapus air mata, Kepala Jenderal Angkatan Darat Thailand Apirat Kongsompong mengatakan dalam konferensi pers selama 90 menit bahwa tentara akan membantu memberikan kompensasi kepada semua korban dan keluarga mereka. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (11/2/2020). 

"Saya, sebagai panglima militer, ingin meminta maaf dan mengatakan betapa saya minta maaf atas insiden yang disebabkan oleh staf tentara ini," kata Apirat.

"Pada menit itu, momen bahwa pelaku menarik pelatuk dan membunuh, pada menit itu dia adalah penjahat dan bukan lagi seorang prajurit," katanya.

Tentara pelaku penembakan tersebut adalah Sersan Mayor Jakrapanth Thomma, ditembak mati oleh pasukan keamanan pada hari Minggu setelah ia menyerbu pusat perbelanjaan Terminal 21 di kota timur laut Nakhon Ratchasima sehari sebelumnya.

Pria 32 tahun itu melakukan pembunuhan pada Sabtu pagi, menembak komandannya dan ibu mertuanya karena perselisihan bisnis.

Dia kemudian pergi ke pangkalan militernya, mencuri lebih banyak senjata dan amunisi, dan menembak melalui kuil Buddha sebelum pergi ke pusat perbelanjaan Terminal 21, di mana dia secara brutal menembaki pengunjung dan bersembunyi dari polisi selama lebih dari 12 jam.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jangan Salahkan Militer

Apirat mengatakan militer akan menyelidiki perwira komandan yang terbunuh, Kolonel Anantharot Krasae, 48, dan kesepakatan masalah perumahan itu yang tampaknya ditengahi oleh ibu mertua Anantharot, Anong Mitchan, 63 tahun.

Dia mengatakan pihak berwenang akan mencari tahu siapa lagi yang terlibat dalam skema tersebut dan dia menjanjikan jalur komunikasi baru sehingga personel militer dapat mengeluh langsung kepada kepala militer.

"Pasukan tentara dan saya sudah menginstruksikan ini," katanya, seraya menambahkan misinya sebelum pensiun pada Oktober, adalah untuk membuat segalanya lebih adil bagi staf militer.

"Saya kira orang Thailand tidak ingin insiden ini terjadi lagi, jadi tolong jangan salahkan tentara atau mencaci maki tentara," kata Apirat.

"Jika Anda ingin menyalahkan seseorang, Anda menyalahkan Jenderal Apirat Kongsompong. Saya menerima semua kritik dan pendapat. Anda bisa menyalahkan saya karena saya adalah kepala militer," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.