Sukses

Kasus Terbaru Virus Corona di Inggris, Pasien Pernah Berkunjung ke Singapura

Seorang pria paruh baya di Inggris dilaporkan terkena Virus Corona. Ia masuk dalam daftar kasus ketiga di sana dan warga Negeri Elizabeth pertama yang positif terkena virus tersebut.

Liputan6.com, London- Kasus positif Virus Corona kembali terjadi di Inggris. Pasien yang baru itu adalah seorang pria paruh baya yang diketahui pernah ke Singapura.

Dilansir Channel News Asia, Jumat (7/2/2020), pria yang identitasnya tidak disebutkan ini adalah kasus positif Virus Corona ketiga di Inggris. Namun, dia adalah warga Inggris pertama yang terkena virus itu.

Dua pasien positif di Inggris sebelumnya adalah turis asal China yang sedang liburan di Inggris. Keduanya masih satu keluarga.

Sebelum dinyatakan positif Virus Corona, pria itu diisolasi di rumahnya. Kini ia ditangani spesialis penyakit menular di sebuah RS di London.

Otoritas kesehatan Inggris menegaskan pasien itu tidak terkena Virus Corona di Inggris, melainkan di luar negeri. Orang-orang yang sempat berhubungan dengan pasien itu juga sedang dilacak pemerintah. 

Virus Corona bisa menular akibat kontak dengan penderitanya. Di Hong Kong ada kasus ibu tertular Virus Corona dari putranya, ada juga kasus di Singapura ketika WNI tertular Virus Corona dari majikannya.

Pemerintah Inggris sudah meminta warganya untuk meninggalkan China. Pihak Tiongkok pun merespons dengan berkata Inggris sedang "berlebihan."

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus di Rumah Dua Pekan

Ada sembilan negara dan wilayah yang masuk radar pemerintah Inggris terkait penyebaran Virus Corona, yaitu China, Malaysia, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Hong Kong, dan Makau.

Pelancong yang baru tiba dari sembilan wilayah itu diminta untuk tetap berada di rumah selama dua minggu sesudah tiba. Bila mereka merasa sakit, maka diharuskan menelepon National Health Service. 

Awalnya hanya China yang masuk daftar tersebut, tapi Inggris memperluasnya jadi sembilan negara dengan menimbang volume perjalanan udara dari area-area yang terdampak.

Pihak Kementerian Kesehatan Inggris berkata akan terus meninjau daftar tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.