Sukses

Ratusan Orang Dievakuasi Akibat Banjir di Selandia Baru

Ratusan orang telah dievakuasi untuk menghindari banjir di Selandia Baru bagian selatan.

Liputan6.com, Selandia Baru - Wilayah bagian Southland di Selandia Baru terendam banjir setelah hujan lebat mengguyur jalanan selama berhari-hari. Banjir juga mengguyur dataran pertanian di Southland yang berada di paling ujung pulau.

Ratusan orang telah dievakuasi dari rumah mereka di Selandia Baru setelah banjir melanda bagian selatan negara itu dengan disusul oleh hujan lebat.

Sebanyak hampir 200 wisatawan juga telah diselamatkan dari Fjord Milford Sound, yang merupakan tempat wisata dengan pemandangan indah, setelah objek-objek yang ada di wisata alam itu tergenang banjir dan tertimpa tanah longsor, seperti yang dilansir dari Independent UK, Kamis (6/2/2020).

Para wisatawan diselamatkan dengan beberapa menggunakan helikopter. Berdasarkan laporan setempat, helikopter akhirnya tiba di pagi hari untuk menyelamatkan wisatawan yang terjebak banjir.

Keadaan darurat diumumkan di Southland, yang merupakan tempat tinggal orang-orang di kota Gore, Mataura, dan Wyndham, diperintahkan untuk meninggalkan tempat tinggal mereka Rabu pagi dini hari (waktu setempat).

Pemimpin Darurat Southland mendesak orang-orang untuk pergi serta tinggal bersama teman dan keluarga di tempat yang lebih tinggi jika memungkinkan, atau untuk berkumpul di ruang komunitas tertentu yang telah disediakan.

Pihak berwenang juga mengimbau kepada penduduk agar mereka tidak "merasa puas" karena sudah dievakuasi. Tak lupa, para penduduk yang rumahnya berlokasi di dataran rendah Soutland disarankan untuk segera meninggalkan rumah mereka karena permukaan sungai sudah naik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diperkirakan Akan Hujan Beberapa Hari Mendatang

Wilayah Southland menyatakan keadaan darurat setelah diguyur curah hujan lebih dari 1.000 milimeter dalam 60 jam, memicu tanah longsor di jalan besar, dan menyebabkan sungai meluap, berdasarkan laporan Aljazeera.

Hamish Walker, anggota parlemen lokal, mengatakan pihak berwenang telah memberi peringatan bahwa pihak mereka sedang berurusan dengan "satu dari banjir 100 tahun.” Walker juga mengatakan bahwa bencana ini aneh, sebab hari itu merupakan hari yang cerah.

Melalui rekaman udara menunjukkan genangan air yang menutupi jalan dan ladang, sementara sungai yang tinggi terlihat mengalir melewati bangunan-bangunan terdekat.

Pihak berwenang mengatakan kepada penduduk Gore pada Rabu malam, bahwa mereka dapat kembali ke tempat tinggal mereka karena Sungai Mataura telah menurun setelah sempat memuncak sekitar tengah hari.

Sementara Pemimpin Darurat Southland mengatakan bahwa penduduk setempat yang dievakuasi harus menunggu sampai Kamis pagi untuk mengetahui apakah aman atau tidak bagi mereka untuk pulang.

Meskipun begitu, untuk beberapa hari mendatang diperkirakan akan turun hujan walaupun memang bukan hujan lebat yang menyebabkan banjir.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.