Sukses

China Kembangkan Robot Perawat untuk Tes Tenggorokan Pasien Virus Corona

Virus Corona jenis baru di China menular dari pasien ke sejumlah petugas medis.

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona jenis baru di China menular dari pasien ke sejumlah petugas medis. Untuk mencegah penularan lebih banyak ke petugas medis, sejumlah pengembang di China tengah mengerjakan penelitian dan pengembangan sebuah robot yang dapat menggantikan perawat melakukan tes tenggorokan.

Proyek litbang ini dimulai lebih dari sepekan lalu oleh produsen robot utama China, Siasun, bersama Institut Otomasi Shenyang yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Beberapa departemen telah dimobilisasi dalam proses pengembangan, instalasi, dan pengujian tersebut untuk menghemat waktu.

Dalam tes Virus Corona, seorang perawat menggunakan swab atau penyeka untuk mengumpulkan sekresi dari tenggorokan pasien untuk dilakukan pengujian, yang berisiko menginfeksi perawat karena terpapar virus tersebut.

Robot itu, yang akan mencakup lengan mekanik berbentuk seperti ular dan bagian pengumpul swab, dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk melindungi staf medis dari infeksi Virus Corona, menurut Siasun Robot and Automation Co., Ltd, seperti dilansir Xinhua, Rabu (5/2/2020).

Berbasis di Shenyang, ibu kota Provinsi Liaoning, China timur laut, Siasun didirikan pada 2000 dan terdaftar di Growth Enterprise Market pada 2009.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Jadi Pandemi

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, wabah Virus Corona Wuhan belum menjadi pandemi global. WHO pun berharap penularan Virus Corona dapat diatasi.

Sebab, Virus Corona sangat sulit ditangani dengan adanya pergerakan massa secara global.

Direktur Infectious Hazards Management Department di WHO, dr Sylvie Briand mengatakan, "Kami tidak berada dalam pandemi."

Ia menjelaskan, dengan adanya anggapan Virus Corona saat ini dianggap sebagai epidemi dengan banyak wilayah.

"Kami akan mencoba untuk memadamkan transmisi di masing-masing," katanya, menambahkan bahwa mereka percaya dapatnya dilakukan langkah-langkah penahanan.

Sylvie Briand juga mengatakan, bahwa "Langkah-langkah pengendalian saat ini adalah dengan mendeteksi kasus secara dini, isolasi awal dan pengobatan, pelacakan kontak dan langkah-langkah penahanan sosial di tempat-tempat yang mempunyai risiko penularan," seperti dikutip dari CNN, Rabu, (5/2/2020).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.