Sukses

Tiongkok Minta Korsel Tak Larang Warganya Datangi China Karena Virus Corona

Kalangan dokter di Korsel ingin pemerintah lebih ketat terhadap pendatang dari China karena khawatir penyebaran Virus Corona.

Liputan6.com, Seoul - Para petugas medis Korea Selatan menuntut agar pemerintah lebih tegas terhadap pendatang dari China mengingat bahaya Virus Corona. Sejauh ini, pemerintah Korsel baru menutup akses bagi mereka yang pernah ke provinsi Hubei.

Di satu sisi, China ternyata berharap Korea Selatan mengikuti rekomendasi WHO yang berkata tidak perlu ada pembatasan masuk. Menurut Duta Besar China di Korsel, Xing Haiming, rekomendasi WHO bersifat ilmiah sehingga patut diikuti.

Di lain pihak, asosiasi-asosiasi kesehatan di Korsel protes karena menganggap kebijakan pemerintah tidak cukup. Mereka berkata lebih tepat menutup seluruh akses, sebab 40 persen orang yang terinfeksi Virus Corona berada di luar provinsi Hubei.

"40 persen kasus terinfeksi terjadi di bagian-bagian lain di China di luar provinsi Hubei, jadi hanya melarang Hubei saja tidak cukup," ujar asosiasi-asosiasi kesehatan Korea dalam pernyataan bersama seperti dikutip The Korea Herald, Selasa (4/2/2020).

Beberapa asosiasi yang angkat suara adalah Korean Society of Infectious Disease, Korean Society for Healthcare-associated Infection Control and Prevention, dan Korean Society for Antimicrobial Therapy. Mereka turut meminta agar semua orang yang masuk dari China untuk mengkarantina diri mereka sendiri.

Profesor Jung Byung-yool dari Cha University Medical School juga meminta pemerintah Korea mengambil langkah drastis untuk membatasi pendatang dari China Daratan. Ia menyebut itu sudah dilaksanakan Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.

"Korea perlu mengambil langkah-langkah drastis untuk membatasi izin masuk," ucapnya.

"Jika memeriksa pasien yang terkonfirmasi di China, 60 persen dari provinsi Hubei, sementara 40 persen ada di area lain seperti Guangzhou dan Hangzhou. Ketika orang-orang dari area 40 persen itu masuk ke Korea, maka (Virus Corona) bisa menyebar," pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Indonesia Setop Penerbangan dan Impor dari China, Dubes RRT: Jangan Berlebihan

Mulai Selasa pekan ini, pemerintah Korsel sudah resmi melarang warga asing masuk ke negaranya jika pernah ke Hubei dalam dua minggu terakhir.

Singapura malah sudah melarang semua pengunjung China ke negaranya, termasuk jika sekadar ingin transit. Langkah serupa diambil oleh Australia. Indonesia juga punya langkah serupa yakni melarang penerbangan ke China. 

Menanggapi keputusan yang diambil oleh banyak negara, termasuk pemerintah Indonesia, Dubes Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian mengimbau untuk tidak mengambil tindakan yang berlebihan. 

"Menurut kami, dalam situasi ini kita harus tenang, tidak perlu terlalu overreact (bereaksi berlebihan) dan memberikan dampak negatif terhadap perdagangan, investasi dan pergerakan orang," kata Dubes Xiao. 

Ia berulang kali menyampaikan pernyataan dari WHO yang berisi bahwa pihaknya tidak setuju atas tindakan pembatasan pergerakan orang terhadap Tiongkok. 

"Tadi saya lihat ada berita bahwa pemerintah Indonesia akan hentikan impor makanan dan minuman dari China untuk menjaga Virus Corona tidak masuk ke indonesia. Kami memberikan concern kepada tindakan tersebut," tambahnya lagi.

Dubes Xiao juga menjelaskan bahwa hingga kini, belum ada bukti bahwa Virus Corona dapat ditularkan melalui barang-barang impor. Hal yang sama pun juga dinyatakan oleh WHO terkait impor dari China.

3 dari 3 halaman

Hubungan Bilateral Jadi Taruhannya

"Kami pikir bahwa kalau Indonesia benar-benar ambil tindakan itu akan mengakibatkan dampak negatif," katanya menanggapi keputusan yang baru ini dibuat pemerintah.

Ia khawatir bahwa keputusan sepert itu dapat merugikan hubungan perdagangan antara kedua negara serta memberikan dampak negatif yang sama-sama tidak diinginkan oleh kedua pihak. 

Dubes Xiao menambahkan bahwa selama ini, RI-China adalah tetangga dan sahabat baik.

"Kita berharap pihak Indonesia bisa memandang wabah ini dan memandang pencegahan dan penanggulangan secara objektif, rasional dan ilmiah," tambahnya.

Ia berharap bahwa negara-negara termasuk Indonesia dapat mematuhi international health regulation dan saran-saran yang diberikan WHO. Dengan demikian, keputusan yang sekiranya berlebihan atau overreact bisa dicegah dan menghindari adanya gangguan bilateral terhadap kedua negara.  

Bukan hanya kepada Indonesia, Dubes Xiao meyakini bahwa akan ada dampak negatif yang dihasilkan dari pembatasan wisata dan wilayah terhadap China. 

"Terkait dampak oleh tindakan pembatasan penerbangan dan impor ekspor saya pikir dampaknya perlu dihitung secara bertahap, tapi saya tegaskan lagi kita berharap tindakan itu tidak perlu diambil," tegas Dubes Xiao. 

Kemudian, ia menjelaskan bahwa China sudah delapan tahun berturut-turut menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.

China juga menjadi negara kedua terbesar penyumbang wisawatan asing. Setiap tahunnya, ada 2 juta lebih turis dari China yang mengunjungi Indonesia. Tak hanya itu, China juga merupakan salah satu sumber investasi terbesar untuk Indonesia.

"Itu (penyetopan penerbangan) sebenarnya juga akan merugikan ekonomi perdagangan pariwisata Indonesia sendiri," katanya. 

Ia terus berharap bahwa negara-negara di dunia, termasuk Indonesia dapat mengambil saran yang diberikan oleh WHO, serta upaya pencegahan lainnya yang tidak merugikan kerja sama kedua negara. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.