Sukses

Ada Virus Corona, KBRI Kuala Lumpur Bantah Larangan Konsumsi Produk China

Tengah tersebar luas broadcast pesan berisi larangan untuk tak mengonsumsi produk dari luar negeri khususnya China. Alasannya mengandung Virus Corona Wuhan. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Beredar broadcast pesan berisi larangan untuk tak mengonsumsi produk dari luar negeri khususnya China. Alasannya, karena dianggap mengandung Virus Corona Wuhan.

"Mulai saat ini jangan makan pruduksi luar dulu apa pun jenisnya, khususnya produksi luar negeri China. Karena kemungkinan besar pekerja pabrik tersebut pengidap Virus Corona dan bisa jadi jatuh keringat mereka masuk ke dalam kalengan2 itu, serta Virus Corona yang saat ini masih jadi masalah besar dunia telah diketahui DepKes dunia sehingga makanan tersebut telah banyak disita tapi lebih banyak yang sudah terlanjur diekspor juga," demikian sepenggal isi pesan tersebut yang mengatasnamakan ibu-ibu duta besar (dubes) KBRI Kuala Lumpur. 

Broadcast pesan tersebut juga mengajak agar masyarakat agar menyebarluaskan informasi tersebut.

Mengetahui hal tersebut, pihak KBRI Kuala Lumpur (KL) kemudian mengklarifikasinya. Membantah informasi ada larangan terkait penyebaran Virus Corona.

"Ini hoax ya. Ibu-ibu Dharma Wanita KBRI KL termasuk Ibu Dubes tidak pernah membuat pernyataan seperti itu," ujar Agung Cahaya Sumirat dari Fungsi Pensosbud KBRI Kuala Lumpur kepada Liputan6.com, Senin (3/2/2020).

Sejauh ini jumlah korban yang tewas akibat terinfeksi Virus Corona resmi melewati jumlah korban SARS di China. Terkini, ada 362 korban tewas akibat Virus Corona di China, sementara jumlah korban SARS di China sejumlah 349 orang.

Berdasarkan pantauan peta Gis And Data pada Senin sore, ada 11.117 kasus Virus Corona di China dan 362 orang tewas. Mayoritas korban tewas ada di provinsi Hubei yang merupakan lokasi Kota Wuhan.

Data WHO menyebut kematian SARS di China Daratan ada 349 orang. Virus SARS juga menyerang pernapasan dan membuat cemas masyarakat Asia pada 2002-2003. 

Sebagai catatan, penderita Virus Corona juga lebih banyak dari SARS. Sejauh ini ada 17 ribu kasus positif Virus Corona di seluruh China, sementara penderita SARS ada 5.327 orang di China. 

China baru saja selesai membangun rumah sakit khusus Virus Corona untuk merawat 1.000 pasien. Satu rumah sakit lagi akan dibuka pekan ini. Dua-duanya dibangun dalam tempo beberapa hari saja. 

Sejauh ini, negara-negara lain yang paling para terkena Virus Corona adalah Jepang, Thailand, dan Singapura. Jumlah pasien di Singapura dan luar China kebanyakan berasal dari Wuhan. 

WHO juga sudah menetapkan Virus Corona sebagai darurat kesehatan global. Pihak China pun masih optimistis bisa menjinakkan virus ini. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Isi Pesan Hoaks yang Beredar

Innalillahi wa Inna Illaihi roji'un

Assalammu'alaikum Wr Wb

Breaking News : Meneruskan info dr Ibu2 Dubes KBRI KL

Tolong beritahu adek2, suami, isteri dan semua teman2 Perhatian ; Mulai saat ini jangan makan pruduksi luar dulu apa pun jenis nya , khususnya produksi luar negeri cina Karena kemungkinan besar pekerja pabrik tersebut pengidap virus carona dan bisa jadi jatuh keringat mereka masuk ke dalam kalengan2 itu , serta virus corona yg saat ini masih jadi masalah besar dunia telah diketahui DepKes dunia sehingga makanan tersebut telah banyak di sita tpi lebih banyak yg sdh terlajur diekspor juga, Setelah terima ini cepat kirim ke saudara2 n teman2 semua. Agar tidak konsumsi makanan apapun yg dari luar..... Demi keselamatan kita semua.

Info dr ibu dubes KBRI ( Kementrian Kesehatan RI)

{semoga bermanfaat}.

Mohon bantu share ya..🙏🙏

[ ‼‼WARNING‼‼ Tolong disebar luas kan Mohon ijin info Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menginformasikan bahwa saat ini wabah mematikan hanya butuh penanganan cepat dan masih banyak makanan yg produksi luarInfo:RS Fatmawati , RSCM , RS Siloam , All RS Nara sumber :Dr. H. Ismuhadi, MPH

Mohon dishare, sayangi keluarga anda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini