Sukses

Tak Setuju Perdana Menteri Baru Terpilih, Masyarakat Irak Protes

Masyarakat Irak berunjuk rasa atas terpilihnya Mohammed Alawi sebagai perdana menteri baru bagi negara itu.

Liputan6.com, Baghdad - Demonstran anti-pemerintah pada Minggu 2 Februari 2020 berunjuk rasa lantaran menolak penunjukan perdana menteri baru Irak , setelah pencalonannya oleh faksi-faksi pemerintah saingan.

Kerusuhan ini menambah tantangan bagi pemerintah yang harus diatasi untuk menyelesaikan kerusuhan sipil, yang selama ini telah berlangsung selama berbulan-bulan. Demikian seperti dikutip dari AP, Senin (3/2/2020). 

Sementara itu, perpecahan baru muncul di antara para pengunjuk rasa dan pendukung ulama Syiah yang sering kali tidak dapat ditebak, yang awalnya melemparkan beban di belakang pemberontakan tetapi sekarang memposisikan dirinya kembali ke arah pembentukan politik. Hal tersebut terjadi setelah elit memilih calon perdana menteri yang didukung.

Pada hari Minggu, Muqtada al-Sadr mengatakan kepada pengikutnya untuk berkemah di antara demonstran di ibu kota dan di selatan negara itu, untuk membuka blokir jalan dan memulihkan keadaan normal. Namun nyatanya, hal itu membuat marah pengunjuk rasa yang merasa al-Sadr telah mengkhianati mereka dan tujuan reformis gerakan mereka untuk keuntungan politik.

Pemilihan mantan Menteri Komunikasi Mohammed Allawi, 66, pada hari Sabtu untuk menggantikan Perdana Menteri yang mengundurkan diri Adel Abdul-Mahdi adalah keputusan yang dibicarakan selama berbulan-bulan di antara pihak-pihak yang bersaing. Diharapkan pemilhannya akan mampu mengakhiri kebuntuan politik.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dinilai Tidak Independen

Ratusan siswa menyuarakan penolakan mereka terhadap Allawi pada aksi unjuk rasa yang berlangsung di pusat kota Baghdad dan di selatan Irak. Para pemrotes menggantung potret Allawi yang ditandai dengan tanda "X" di jembatan dan terowongan di sekitar Lapangan Tahrir. Tempat tersebut merupakan pusat dari gerakan protes selama empat bulan terakhir. 

"Kami tidak ingin Allawi karena ia adalah anggota partai yang dipilih oleh partai-partai," kata Hadi Safir, seorang pengunjuk rasa di Tahrir. "Kami ingin calon independen."

Demonstran yang lain bersikap lebih diplomatis, dengan mengatakan bahwa mereka akan menunggu dan melihat bagaimana Allawi memenuhi janji untuk mengadakan pemilihan awal.

Para pejabat Irak mengatakan, kemungkinan Allawi akan menghadapi kenyataan politik yang sama dengan yang menganggu pendahulunya. Sebelumnya mereka sering terperangkap di antara blok politik saingan Sairoon, dipimpin oleh al-Sadr, dan Fatah, yang dipimpin oleh Hadi al-Ameri.

"Dia tidak dikenal sebagai orang yang tangguh atau blak-blakan, sehingga beberapa melihatnya sebagai versi yang lebih tenang dari Adil Abdul-Mahdi, dan hanya akan melayani keinginan pihak-pihak tertentu," kata seorang pejabat Irak. Para pejabat berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan wartawan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.