Sukses

Beri Jarum Suntik Campuran Morfin, Perawat di Jerman Ditangkap

Seorang perawat di rumah sakit Jerman terbukti mencampurkan morfin pada suntikan ke lima bayi.

Liputan6.com, Jerman - Polisi dan jaksa Jerman mempertanyakan seorang perawat yang dituduh meracuni lima bayi prematur dengan morfin di rumah sakit.

Dilaporkan oleh pihak berwenang, lima bayi prematur di Rumah Sakit Universitas Ulm di Jerman selatan, dengan antara usia satu hari dan satu bulan tiba-tiba mulai mengalami kesulitan bernapas yang mengancam jiwa pada pagi hari 20 Desember tahun lalu.

Melansir dari CNN, Sabtu (1/2/2020), tersangka bertugas di rumah sakit pagi itu dan ditahan pada hari Rabu. Perawat sedang diselidiki untuk lima tuduhan percobaan pembunuhan pada bayi dan kerusakan tubuh yang menyedihkan.

Semua bayi selamat dan polisi mengatakan mereka tidak mengharapkan masalah kesehatan yang berkelanjutan. Christof Lehr, kepala jaksa penuntut umum Ulm, mengatakan bahwa perawat membantah telah memberi morfin pada kelima bayi tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jarum Suntik Benar Dicampur Morfin

Polisi menggeledah loker anggota staf di rumah sakit dan pihak berwenang mengkonfirmasi pada konferensi pers Kamis 30 Januari bahwa mereka menemukan jarum suntik.

Jarum suntik tersebut rupanya mengandung ASI, yang ditemukan di antara barang-barang milik perawat. Polisi dan jaksa penuntut umum mengkonfirmasi bahwa pengujian forensik menunjukkan bahwa jarum suntik telah dicampur dengan morfin.

"Pada dini hari tanggal 20 Desember 2019, lima bayi prematur bertempat di sebuah kamar di Klinik untuk Pengobatan Anak dan Remaja di Ulm secara bersamaan hampir menderita masalah pernapasan yang mengancam jiwa," kata pejabat investigasi.

Untungnya para bayi masih selamat, berkat intervensi langsung yang dikerjakan dari staf rumah sakit, tetap tanpa konsekuensi sesuai dengan penilaian medis saat ini.

Otoritas rumah sakit pertama kali mencurigai adanya infeksi, tetapi tes urin menunjukkan teori itu tidak benar, sementara pada saat yang bersamaan, pihak rumah sakit mengungkapkan adanya bekas morfin pada kelima bayi, meskipun dua bayi masih belum ditentunkan ada obat itu.

Morfin secara rutin disimpan di departemen neonatal untuk mengobati bayi yang lahir dari ibu yang memiliki rasa kecanduan.

 

Reporter: Jihan Fairuzzia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.