Sukses

Teleskop Inouye Tangkap Gambar Paling Detail dari Matahari

Permukaan matahari telah terungkap dalam pengamatan pertama oleh teleskop surya Inouye di Hawaii. Pengamatan detail ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Permukaan matahari telah terungkap dalam pengamatan pertama oleh teleskop surya Inouye di Hawaii. Pengamatan detail ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Gambar-gambar yang mencolok ini mengungkapkan struktur yang tersembunyi di dalam bagian luar plasma matahari yang berputar-putar dan membawa pengamatan yang kabur sebelumnya. Namun teleskop ini mampu membuat pengelihatan yang kabur itu menjadi fokus tajam untuk pertama kalinya.

"Ini adalah gambar dengan resolusi tertinggi dari permukaan matahari yang pernah diambil," kata Thomas Rimmele, direktur proyek teleskop surya Inouye.

"Apa yang kami pikir sebelumnya tampak seperti titik terang sekarang dipecah menjadi banyak struktur yang lebih kecil."

Dilansir The Guardian, Kamis (30/1/2020), resolusi 30 km dari teleskop ini lebih dari dua kali lipat observatorium surya terbaik berikutnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengungkapkan Permukaan Matahari

Gambar-gambar tersebut telah mengungkapkan permukaan matahari yang berbintik-bintik dengan struktur granular.

Kolom-kolom plasma yang naik, dipanaskan hingga hampir 6.000C (10.800F) dan muncul sebagai titik-titik terang di tengah setiap butir. Saat plasma mendingin, ia turun kembali ke bawah permukaan melalui saluran-saluran sempit dan gelap di antara butiran-butiran yang berdekatan.

Tingkat perincian yang rumit ini akan membantu meningkatkan pemahaman tentang perilaku matahari dan memungkinkan siklus aktivitasnya akan diprediksi lebih akurat.

Teleskop National Solar Observatory senilai US $ 344 juta ini dilengkapi cermin empat meter. Ukuran ini adalah ukuran terbesar di dunia untuk teleskop surya. Teleskop Inouye terletak di puncak gunung berapi Haleakala seluas 3.000 meter (10.000 kaki) di pulau Maui.

Valentin Pillet, Direktur National Solar Observatory, menggambarkan teleskop yang telah dibangun sejak 2013 ini, sebagai "pencapaian teknologi yang tangguh." Sedangkan tantangan utamanya adalah mempertahankan cermin utama teleskop tetap sesuai suhu wilayah sekitar saat sedang memandang langsung ke matahari.

Setiap penyimpangan suhu mampu menyebabkan turbulensi udara yang dapat merusak kualitas gambar.

3 dari 3 halaman

Bantu Penyelesaian Misteri Matahari

Setiap malam, es seluas kolam renang dikosongkan ke dalam delapan tangki. Pada siang hari, cairan pendingin dialirkan melalui tangki es dan didistribusikan melalui observatorium sejauh 7,5 mil (12 km) dari pipa. Lebih dari 100 jet udara juga diposisikan di belakang cermin utama.

Cahaya yang datang dari matahari dibelokkan dari cermin utama ke dalam ruangan cermin yang berada di bawah kubah observatorium. Di sini, cahaya dipantulkan dari cermin ke cermin karena dibagi antara spektrometer, polarimeters, dan berbagai instrumen lainnya. Serangkaian instrumen observatorium, memungkinkan para ilmuwan mengukur medan magnet dari permukaan matahari hingga atmosfer luarnya.

“Fitur terang [dalam gambar] adalah kaki medan magnet yang memanjang hingga ke korona dan seterusnya,” kata Rimmele. “Dengan instrumen tambahan yang akan menyala dalam enam bulan ke depan, kita dapat mengukur medan magnet dari permukaan sampai 1,5 jari-jari matahari.”

Pengamatan ini dapat membantu menyelesaikan misteri matahari yang sudah berlangsung lama.

Pameran gambar tersebut akan dilakukan saat Parker Solar NASA melakukan pengamatan dari tepi atmosfer matahari, dan sebelum peluncuran misi Solar Orbiter, yakni sebuah kolaborasi Badan Antariksa Nasa Eropa-NASA, pekan depan.

 

 

Reporter: Deslita Krissanta Sibuea

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.