Sukses

Menlu Serahkan Satu Lagi WNI Korban Sanderaan Abu Sayyaf ke Keluarga

Menjadi salah satu ABK yang paling terakhir kembali pulang, Muhammad Farhan kini berhasil tiba di Tanah Air dan keluarganya.

Liputan6.com, Jakarta - Satu lagi anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban sanderaan kelompok Abu Sayyaf berhasil kembali pulang ke pelukan keluarga di Tanah Air.

Muhammad Farhan, seorang WNI yang berprofesi sebagai nelayan telah kembali ke Indonesia pada Kamis 23 Januari 2020. Ia merupakan salah satu warga Indonesia yang menjadi korban sanderaan kelompok Abu Sayyaf dari tiga lainnya yang juga ditangkap. Namun, dua orang korban lainnya, Maharudin bin Lunani dan Samiun bin Maneu, dapat berhasil dipulangkan terlebih dahulu pada Desember lalu.

Acara serah terima ini dihadiri oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Duta Besar Indonesia untuk Filipina Dr. Sinyo Sarundajang serta keluarga yang siap menerima kepulangan Farhan kembali.

"Dengan mengucap syukur Alhamdullilah, pada pagi hari ini kita diberi kesempatan untuk menyerahkan saudara kita Muhammad Farhan kepada keluarga. Farhan adalah salah satu dari tiga sandera yang dua diantaranya termasuk Bapak dari Saudara Farhan sudah dapat dibebaskan terlebih dahulu," ujar Menlu Retno sambil mengantar Muhammad Farhan kembali ke keluarga.

Menlu Retno juga menyampaikan bahwa kepulangan Farhan merupakan hasil kerja sama internal antara pihak pemerintah Indonesia bersama dengan otoritas Filipina. 

Pihak keluarga Farhan tentu merasa bahagia sekaligus lega karena kini mereka tak lagi ketar-ketir tentang nasib dua anggota keluarga mereka yang menjadi korban sanderaan. 

"Kami mewakili keluarga dari Muhammad Farhan mengucapkan puji syukur kepada Allah yang maha kuasa. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia terutama Ibu Menteri Luar Negeri atas kembalinya adik saya Farhan akhirnya kembali bersama keluarga," ujar Sri Wahyuni, selaku kakak dari Muhammad Farhan.

Walaupun hari ini menjadi hari yang melegakan bagi keluarga Farhan, namun 5 WNI yang juga merupakan ABK lainnya kembali menjadi korban sanderaan oleh kelompok yang sama. Maka dari itu, Menlu Retno mengatakan bahwa kejadian ini sebagai salah satu hal yang sangat diperhatikan karena bukan yang pertama kali terjadi, bahkan sudah berulang kali. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Otoritas Malaysia Diharapkan Lakukan Pengawasan Ketat

Lantaran jadi satu kekhawatiran sendiri bagi pemerintah, maka Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia dan Kuasa Usaha Sementara Kedutaan Besar Filipina di Jakarta. Pertemuan tersebut mendiskusikan 5 WNI yang kini menjadi korban sanderaan terbaru.

Jika dihitung WNI yang pernah menjadi korban sanderaan, jumlahnya mencapai 44. Perlu diperhatikan juga bahwa hampir semua kejadian tersebut berlokasi di Perairan Sabah. 

Melihat pola yang sama terus terjadi, Menlu Retno menegaskan kepada pihak otoritas Malaysia untuk ikut bekerja sama dan berjaga-jaga agar hal serupa tidak lagi terjadi. 

"Oleh karena itu, kita mohonkan perhatian kepada pemerintah Malaysia untuk meningkatkan keamanan di perairan yang menjadi wilayah mereka. Karena, kita sudah ada kerja sama trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Filipina," tegas Menlu Retno.

Kerja sama trilateral telah disetujui oleh ketiga negara untuk tetap dan selalu berkomitmen menjaga wilayah perairan negara masing-masing. Dengan itu, pemerintah Indonesia berharap agar otoritas Malaysia bisa melakukan usaha penjagaan dan pengawasan secara maksimal. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.